Vaksin RTS,S tersebut diyakini dapat memberi perlindungan sebagian bagi anak-anak karena dapat melatih sistem kekebalan tubuh untuk menyerang parasit malaria, yang menyebar melalui gigitan nyamuk.
Uji coba dalam skala yang lebih kecil telah menunjukkan bahwa hampir 40% dari anak usia 5 sampai 17 tahun yang menerima vaksin tersebut terlindungi dari malaria.
- AS loloskan obat fenomenal, diklaim bisa sembuhkan pengidap malaria kambuhan
- Mengenal MinION, alat revolusioner penyelamat dari malaria di Sulawesi Utara
- Malaria mewabah di Lombok Barat, lebih dari 100 orang terinfeksi
Kasus malaria tampaknya meningkat lagi, padahal penyakit mematikan tersebut dapat ditundukkan selama satu dekade.
Menurut laporan tahunan terbaru, jumlah kasus malaria di dunia tak lagi merosot, memantik kekhawatiran malaria dapat bangkit kembali.
Lebih dari 90% dari mereka yang terinfeksi dan 435.000 orang yang mati berada di Afrika. Anak-anak, khususnya, ada dalam kondisi rawan.
Ada hampir lima juta kasus yang terkonfirmasi di Malawi pada 2017. Negara tersebut telah dipilih, bersama Kenya dan Ghana, untuk uji coba skala besar vaksin RTS,S.
Dikembangkan selama tiga dekadeTiga negara tersebut dipilih karena sudah menjalankan program besar-besaran untuk mengatasi malaria, termasuk penggunaan kelambu, tetapi masih memiliki jumlah kasus yang tinggi.
Vaksin ini sudah dikembangkan selama lebih dari tiga dekade. Para ilmuwan dari perusahaan obat GSK mulai membuatnya pada tahun 1987.
Pengujian selama bertahun-tahun yang disokong sejumlah organisasi, termasuk Path Malaria Vaccine Initiative, dan menelan biaya sekitar $1 miliar (Rp 14 triliun) telah sampai ke titik ini.

Para pegiat telah sejak lama meminta cara yang efektif untuk mengatasi malaria. (Getty Images)
Fase terakhir ini dikoordinasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang mengatakan vaksin RTS,S adalah vaksin pertama memberikan perlindungan sebagian bagi anak-anak.
- PBB: Kasus campak di seluruh dunia meningkat tiga kali lipat
- Dengue fever mewabah: Pencegahan dengan jaga kebersihan dan tanam serai
- Berantas demam berdarah sukses di Australia, Yogyakarta target selanjutnya
Tingkat kemanjuran yang hampir 40% tidaklah tinggi dibandingkan dengan vaksin untuk penyakit lain, tapi WHO mengatakan RTS,S akan menambah langkah-langkah pencegahan yang sudah dilakukan seperti kelambu dan insektisida, lansir kantor berita AFP.
"Vaksin yang sangat manjur, 90% atau lebih, belum terlihat pada saat ini," kata Mary Hamel dari WHO yang dikutip oleh Bloomberg. "Tapi bahwa vaksin ini bisa sampai ke titik itu (uji coba skala besar) menunjukkan bahwa vaksin malaria bisa dibuat. Ini akan membuka jalan."
Vaksin RTS,S perlu diberikan empat kali sebulan sekali selama tiga bulan dan dosis keempat 18 bulan kemudian.
Tahap uji coba ini diharapkan akan selesai pada tahun 2023, menurut Path.
Proyek pilot dimulai di Malawi dan akan dimulai di Kenya dan Ghana dalam beberapa pekan mendatang.
(nvc/nvc)