Berdasarkan keterangan tertulis Charta Politika, Selasa (23/4/2019), 2000 Tempat Pemungutan Suara (TPS) dari 809.487 TPS mereka pilih secara acak sebagai sampelnya.
Hingga saat ini, sudah 99,85% data telah masuk. Ada 1997 sampel TPS untuk Pilpres dan 1942 sampel TPS untuk Pileg sampai sejauh ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Metode penarikan sampel adalah stratified-cluster random sampling. Metode pengumpulan suara adalah melalui kerja 2 ribu relawan yang mengirim C1 ke pusat Charta Politika. Selanjutnya, data itu ditabulasi dan ditampilkan secara real time.
Toleransi kesalahan (margin of error) sebesar kurang lebih 1%. Artinya, perolehan suara kandidat dari hasil quick count ini bisa bergeser ke atas atau ke bawah hingga 1%.
Hasilnya, Jokowi-Ma'ruf mendapat 54,66% dan Prabowo-Sandiaga mendapat 45,34%.
Selisih antara kedua pasangan calon adalah sebesar 9,32%. Ini melampaui margin of error sebesar kurang lebih 1%. Proses pembaharuan (updating) data akan terus dilakukan. Namun Charta Politika memperkirakan sudah tak akan ada banyak perubahan signifikan pada pembaharuan selanjutnya.
Untuk Pileg, hasil berturut-turut dari yang tertinggi ke yang terrendah adalah PDIP (19,93%), Partai Gerindra (12,75%), Partai Golkar (11,8%), PKB (9,67%), PKS (8,57%), Partai NasDem (8,20%), Partai Demokrat (7,71%), PAN (6,97%), PPP (4,73%), Perindo (2,76%), PSI (2,05%), Partai Berkarya (2,02%), Partai Hanura (1,79%), PBB (1,02%), Partai Garuda (0,53%), dan PKPI (0,27%).
Quick count adalah metode verifikasi hasil pemilihan umum yang dilakukan dengan menghitung persentase hasil pemilu di TPS yang dijadikan sampel. Hasil quick count ini merupakan hasil sementara. Hingga saat ini, data terbaru masih masuk ke lembaga survei yang mengadakan quick count.
Data quick count bukan hasil resmi Pemilu 2019. Hasil resmi Pemilu menunggu penghitungan suara secara manual dari KPU.
(dnu/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini