"Bahkan saya nyatakan tadi di Polres Bogor bahwa mereka adalah pahlawan demokrasi. Tanpa ada kepentingan apa pun, kepentingan mereka hanya satu, yakni bagaimana proses pemilu ini berjalan lancar dan sukses," kata Munawaroh saat ditemui setelah menghadiri inaugurasi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor terpilih Bima Arya Sugiarto dan Dedie A Rachim di Balai Kota Bogor, Minggu (21/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita lihat bagaimana mereka ada yang tidur beralas plastik, hujan-hujanan. Perjuangan mereka hebat sekali," ujar Munawaroh.
"Yang sakit silakan ke rumah sakit, jangan pikirkan biaya, kita akan siapkan, termasuk RSUD. Untuk petugas-petugas KPPS yang sakit atau mengalami gangguan kesehatan selama bertugas, kami sudah berkoordinasi dan kami minta untuk tanpa mempersulit mereka atau apa pun untuk dirawat atau diobati," imbuhnya.
Sedikitnya ada delapan petugas di Kabupaten Bogor yang pingsan selama proses Pemilu 2019. Dua di antaranya bahkan meninggal dunia.
Ketua KPPS Desa Sukaharja Kecamatan Cijeruk, Jaenal, meninggal dunia di rumah sakit setelah sempat pingsan saat memantau salah satu TPS di Desa Sukaharja. Begitu juga dialami Ketua KPPS Desa Pahuaran Kecamatan Bojonggede, Rusdiono. Setelah sempat pingsan diduga karena kelelahan, Rusdiono kemudian meninggal dunia dalam perawatan di rumah sakit.
Sementara itu, enam petugas lainnya mengalami pingsan saat penghitungan dan rekapitulasi suara dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Mereka yang pingsan saat pemungutan dan penghitungan suara adalah Ketua PPK Megamendung, Agung; Ketua KPPS TPS 9 Desa Karyamekar, Kecamatan Cariu, Iman Yusuf; Ketua KPPS TPS 10 Desa Cariu, Kecamatan Cariu, Pendi; Ketua KPPS Desa Cibatok 2, Cibungbulang, Dede Adha; anggota PPK Cigudeg, Rohimat; dan anggota PPK Kecamatan Cileungsi, Azis.
Tonton video Keluh Kesah Petugas KPPS Jalani Proses Pemilu 2019:
(zak/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini