Diragukan Prabowo, 5 Lembaga Survei Beberkan Skema Quick Count Pilpres

Diragukan Prabowo, 5 Lembaga Survei Beberkan Skema Quick Count Pilpres

Audrey Santoso - detikNews
Sabtu, 20 Apr 2019 22:19 WIB
Suasana ekspos data hasil quick count (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Capres Prabowo Subianto sebelumnya meragukan hasil hitung cepat atau quick count Pilpres 2019 yang menyatakan suara Prabowo-Sandiaga berada di bawah Jokowi-Ma'ruf. Dia menuding lembaga yang merilis hasil survei itu bohong.

"Hai tukang bohong, tukang bohong. Rakyat tidak percaya sama kalian. Mungkin kalian harus pindah ke negara lain. Mungkin kalau bisa pindah ke Antartika. Kalian tukang bohong, kau bisa bohongin penguin di Antartika. Lembaga survei tukang bohong, rakyat Indonesia tidak mau dengar kamu lagi," ujar Prabowo dalam orasinya di depan kediamannya, Jl Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (19/4).

Merespons hal itu, Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi) mengambil sikap terkait hasil quick count 5 lembaga survei yang merupakan anggotanya. Persepi memberi kesempatakn bagi anggota-anggotanya membuka skema pengolahan data perolehan suara Pemilu 2019 yang mereka kerjakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Elitenya membuat distrust padahal record kita cukup baik ya. Anggota Persepi membuat quick count sejak pilpres beberapa waktu lalu, termasuk Pilkada. Kalau hasilnya baik, disukai elite. Tapi kalau hasilnya nggak disukai, dibilang abal-abal. Itu hal biasa," ucap Ketua Umum Persepi, Philips J Vermonte, di Hotel Morissey, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (20/4/2019).

Dia mengatakan menjadi kewajiban anggota Persepi untuk membuka data agar semua orang bisa melihat proses secara sistematik. Philips menyatakan hasil quick count memiliki metode dan bukan sebagai penggiring opini.

"Cuma ini kewajiban anggota Persepi, sudah buka saja datanya, supaya orang bisa lihat ini proses sistematik dan ada metodenya. Bukan seperti yang dituduhkan dan dibuat sedemikian rupa agar KPU menyesuaikan atau menjadi penggiring opini dan lain-lain," sambung Philips.

Berikut skema pengolahan data perolehan suara oleh lima lembaga survei anggota Persepi:

1. Charta Politika
Lembaga survei ini mengambil 8.000 responden yang sudah melakukan pencoblosan di TPS di 2.000 TPS yang menjadi sampel lewat metode stratified random sampling (dari total jumlah 809.497 TPS).

Di TPS sampel, kontributor melakukan wawancara dengan durasi waktu maksimal 1 jam mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Responden yang diwawacarai harus selang seling wanita dan pria.

Saat pemungutan suara selesai dilakukan di TPS tempat relawan bertugas, relawan mengirim hasil perhitungan suara melalui aplikasi. Data tersebut kemudian disimpan dalam server.

Data masuk lalu diverifikasi melalui call center dan relawan diminta mengirim ulang hasil perhitungan suara. Data yang terkonfirmasi ditampilkan.

2. Poltracking Indonesia
Lembaga survei ini mengambil sampel dengan metode clustered random sampling dengan jumlah sampel 2.000 TPS yang telah dikelompokan menurut 80 daerah pemilihan DPR RI. Di TPS terpilih, enumerator menginput hasil perhitungan suara Pemilu 2019 berupa foto C1 atau formulir perhitungan suara yang telah ditandatangani petugas TPS maupun saksi ke pusat data.

Kontrol kualitas enumerator adalah mahasiswa atau sederajat dan sudah menjalani pelatihan dan supervisi.



3. SMRC
Lembaga survei ini mengambil sampel 6.000 TPS dengan metode stratified systematic random sampling dari total keseluruhan 809.497 TPS se-Indonesia. Di lapangan, sebanyak 93 TPS sampel tak bisa dijangkau relawan dan mayoritas berada di Indonesia Timur sehingga sampel TPS yang final berjumlah 5.907 titik.

Dari 5.907 TPS, data yang masuk ke pusat SMRC-LSI berjumlah 5.897 TPS untuk pilpres dan 5.838 untuk pileg DPR RI. Dalam satu TPS ditugaskan satu orang relawan yang akan mencatat dan mengirimkan hasil perolehan suara.

Data masuk lalu diverifikasi melalui call center dan kemudian dihitung di pusat untuk dipublikasikan.

4. CSIS-Cyrus Network
Lembaga survei ini mengambil 2.002 TPS sebagai sampel dari populasi 809.497 TPS se-Indonesia. Penentuan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling.

Skema pengolahan quick count adalah relawan mengirim hasil perhitungan suara dan foto C1 plano melalui aplikasi e-Saksi. Server menerima dan mengolah data hanya dari aplikasi yang sudah diinstal relawan berdasarkan nomor ponsel yang telah terdaftar di sistem. Data dan foto C1 plano divalidasi kemudian ditampilkan.

5. Konsepindo
Lembaga survei ini menggunakan two stage random sampling untuk menentukan 2.000 sampel TPS. Pada tahap pertama menentukan besaran sampel di tiap unit populasi (provinsi), lalu memilih TPS sampel secara sistematis.

Hasil perhitungan suara diinput enumerator di masing-masing TPA tempatnya bertugas ke server data base di pusat. Hasil perhitungan suara kemudian diverifikasi dan ditampilkan. (aud/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads