Kata Pengamat soal Kenapa Jokowi Kalah Lagi Versi Quick Count di Banten

Kata Pengamat soal Kenapa Jokowi Kalah Lagi Versi Quick Count di Banten

Bahtiar Rifa'i - detikNews
Sabtu, 20 Apr 2019 11:28 WIB
Foto: Andhika Prasetia/detikcom
Serang - Pengamat politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Leo Agustino, mengatakan kekalahan Jokowi-Ma'ruf Amin vs Prabowo-Sandiaga Uno versi quick count di Banten karena kompilasi berbagai masalah. Kekalahan ini bisa dipastikan pengulangan pada Pemilu 2014.

Leo menilai loyal voters Prabowo di Banten sangat tinggi dan dapat dikelola dengan baik oleh koalisi pasangan 02. Isu politik identitas juga selalu direproduksi di daerah ini untuk melemahkan suara Jokowi.

Kedua, menurut Leo, ada temuan bahwa Tim Kampanye Daerah (TKD) dan partai koalisi yang tidak bekerja optimal di lapangan. Ini tampak dan sedikitnya media kampanye yang menonjolkan pasangan Jokowi. "Seharusnya TKD lebih militan dalam memperjuangkan paslon. Bukan malah relawan yang jauh lebih militan dari mereka," ujarnya kepada detikcom di Serang, Banten, Sabtu (20/4/2019).



Ia beranggapan koalisi partai di TKD Banten tidak solid sehingga berimbas pada caleg yang tidak mempromosikan Jokowi-Ma'ruf Amin. Mereka kebanyakan takut tergerus suaranya jika kampanye pasangan 01 di tengah masyarakat.

"Sebab, (di Banten) Jokowi dianggap antek asing, pendukung penista agama, anak PKI, dan lain sebagainya dan celakanya, itu kurang mendapat perhatian TKD sehingga minim counter terhadap isu miring," paparnya.



Leo menjelaskan, meskipun Ma'ruf orang asli Banten, ada juga isu-isu miring yang terus diembuskan. Isu itu kemudian dimanfaatkan oleh pihak lawan. "Ini digunakan untuk melemahkan suara paslon 01 di Banten," pungkasnya.


Saksikan juga video 'TKN: Terima Kasih Rakyat Indonesia Sudah Pilih Jokowi-Amin':

[Gambas:Video 20detik]

(aan/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya
Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.