Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyesalkan klaim sepihak Prabowo memenangi Pilpres 2019. Dia menilai sikap Prabowo itu malah memanaskan suasana seusai pencoblosan.
"Keinginan rakyat untuk menjadikan 17 April sebagai puncak partisipasi politik dan mengakhiri perbedaan politik yang tajam akhirnya kandas karena Prabowo tidak menolak menyatakan kekalahannya meski semua lembaga survei yang kredibel melalui quick count menunjukkan kekalahan Prabowo," kata Raja Juli dalam rilisnya, Jumat (19/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Grace Natalie Akui 'Kekalahan' PSI |
Raja Juli mengatakan quick count adalah metode saintifik-akademik yang sudah mapan dan diterapkan di berbagai belahan dunia. Metode ini sudah terbukti dapat memberikan indikasi akurat siapa pemenang pemilu.
"Sayang, Pak Prabowo yang sering mengaku sebagai patriot dan negarawan justru memperpanjang keterbelahan politik dengan menolak hasil quick count, bahkan mengumumkan dirinya sebagai pemenang pemilu," sindirnya.
Raja Juli kemudian meminta Prabowo belajar dari Ketua Umum PSI Grace Natalie. Grace legawa saat hasil quick count sejumlah lembaga survei menunjukkan perolehan suara PSI tidak menembus ambang batas parlemen/DPR.
"Pak Prabowo mestinya meneladani Grace Natalie, Ketum PSI, yang dengan teguh hati mengakui kegagalan PSI masuk Senayan karena hanya memperoleh 2% (sekitar 3 juta pemilih) suara nasional dari 4% yang disyaratkan UU," ujarnya.
"Peserta pemilu, termasuk capres, memiliki peluang meningkatkan kualitas demokrasi kita dengan mentradisikan membuat concession speech setelah quick count telah diumumkan. Siap menang dan siap kalah adalah tradisi penting demokrasi yang gagal ditunjukkan Prabowo. Mestinya dia belajar ke Grace Natalie," sambungnya.
Tonton Video 'Blak blakan Jokowi: Misi Setelah Menang Lagi':
(hri/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini