"Keunggulan pasangan 01 ini adalah bisa menggaet basis lawan, akan tetapi sebaliknya pasangan 02 tidak terlalu kuat menarik memperoleh dari basis pasangan 01," kata Manajer Riset Charta Politika Ahmad Baihaqi saat jumpa pers di Hotel Grandhika, Jalan Iskandarsyah, Jakarta Selatan, Rabu (17/4/2019).
Baihaqi memerinci beda kekuatan 01 dan 02 dalam menggaet basis lawan politik. Dia memberi contoh pertarungan di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih jauh Baihaqi berbicara soal kekuatan massa di Sulawesi. "Ada di mana basis suara diungguli pasangan 01 dan akhirnya kalah karena hasil survei di Sulawesi basis pasangan 01 lemah di sana. Figur pasangan 01 ini terkait waktu tidak terlalu berpengaruh Pak JK, massa di sana cenderung beralih pasangan 02," ucap Baihaqi.
Baihaqi lanjut menjabarkan pertarungan perebutan massa di DKI Jakarta dan Banten. Menurutnya, perolehan suara Jokowi-Ma'ruf dan Prabowo Subianto hanya beda tipis.
"Beberapa wilayah DKI dan Banten yang dilakukan Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf di sana tidak berpengaruh perolehan suara, dilihat adalah tokoh figur yang dilihat di sana. DKI perolehan suara pasangan 02 dan pasangan 01 tipis tapi margin error kita 1%," ucap dia.
Berdasarkan hitung cepat (quick count) Charta Politika seusai pemungutan suara Pemilu 2019, Jokowi-Ma'ruf unggul dari Prabowo-Sandi. Data yang masuk ke quick count sekitar pukul 17.10 WIB sebesar 81,42%. Berikut ini hasilnya:
01. Jokowi-Ma'ruf: 54,35%
02. Prabowo-Sandiaga: 45,65%
Inilah 'Pidato Kemenangan' Jokowi, Simak Videonya:
(gbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini