"Pemilihan sekarang lebih banyak surat suaranya, cukup repot, yang ada braillenya hanya surat suara presiden yang ukurannya lebih kecil," ujar Saniman kepada detikcom di TPS, Rabu (17/4/2019).
Untuk mencoblos dan melipat empat surat suara calon anggota legislatif (caleg) di balik bilik, ia dibantu oleh seorang pendamping. "Kalau tahun ini harus pakai pendamping, kalau tahun lalu hanya diarahkan saja," ujarnya.
Pemilu tahun ini, ujar Saniman, ia hanya bisa mengandalkan intuisinya untuk memilih calon anggota legislatif. Pasalnya, dari puluhan nama yang berderet nyaris tak ada satu pun yang ia kenali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Senada dengan Sudiman, Osin mengatakan pemilu tahun lalu lebih cepat dan ringkas dibandingkan pemilu tahun ini. "Ukuran surat suaranya seukuran koran, cukup ribet, melipatnya juga walau ikuti lipatannya tetap saja sulit," ujar Osin.
Di sekitar wilayah Citereup, ada belasan penyandang disabilitas yang dibagi keenam TPS. "Kalau di TPS ini hanya ada dua," ujar pendamping disabilitas, Deden Tatang.
(ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini