Hal ini disampaikan saat audiensi Menag Lukman Hakim Saifuddin dengan Panitia Renovasi Masjid Istiqlal pada Kamis (11/4). Hadir dalam kesempatan ini, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar dan jajarannya, perwakilan Kementerian PUPR, konsultan perencanaan, Kepala Biro Umum Setjen Kemenag Syafrizal, dan jajaran Ditjen Bimas Islam.
Ada lima ruang lingkup pekerjaan renovasi Masjid Istiqlal Jakarta, yaitu penataan kawasan, arsitektur, interior, renovasi sistem mechanical, electrical, & plumbing (MEP), dan signage.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain mempercantik bentuk arsitektur, nantinya akan dilakukan penerapan teknologi, peningkatan keamanan dan kenyamanan, kontekstual, efisiensi, lingkungan, serta mendesain fungsi utama masjid.
Sementara itu, Nasarudin Umar mengatakan problem utama yang dihadapi saat ini adalah penataan atau menambah kawasan parkir di Masjid Istiqlal. "Mohon dipertimbangkan kalau perlu hal ini kita disampaikan ke Presiden. Kedua, masalah waktu pelaksanaan sebentar lagi kita akan memasuki bulan Ramadan," ujar Nasarudin.
Merespons hal tersebut, Lukman mengatakan semakin cepat semakin baik terkait renovasi Istiqlal.
"Saya menganut semakin cepat semakin baik. Kalau kita tunggu masjid sepi tidak akan sepi-sepi. Jadi harus segera dilakukan renovasi secara besar-besaran terhadap Istiqlal," kata Lukman.
Lukman menyatakan prinsip dari pertemuan ini adalah menyamakan keinginan niat dan komitmen untuk sesegera mungkin memulai pekerjaan renovasi, tentu dengan tetap menjalani semua prosedur yang harus ditempuh.
"Ini punya makna agamis tersendiri dan saya tentu harus mengingatkan diri saya dan kita semua bagaimana agar rencana renovasi Masjid Istiqlal ini mendatangkan keberkahan karenanya tidak cukup hanya niat dan komitmen namun seluruh proses yang dilalui dapat dilakukan dengan cara-cara yang tidak menyimpang dengan regulasi dan nilai agama yang kita anut," paparnya. (dkp/aan)