"Itu sebagai suatu gerakan yang dipersiapkan dan merupakan upaya kubu Prabowo-Sandi untuk mendongkrak suara di hari-hari terakhir menjelang pencoblosan," ujar Safraji melalui rilisnya, Jumat (12/4/2019).
Safraji pun menilai upaya itu sebagai langkah wajar dalam pemilu, meski bukan sesuatu yang luar biasa. Untuk itu, perlu pengecekan dan membutuhkan waktu untuk membuktikan dialog itu akan menaikkan elektabilitas Prabowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Intinya, nggak aneh kalau UAS mendukung Prabowo-Sandi. Di awal atau di akhir sama saja, pendukung UAS bisa diprediksi juga pendukung Prabowo-Sandi," ujarnya.
Menurut Safraji, jika tujuannya untuk mendongkrak elektabilitas, gerakan itu terlambat. Hal ini karena di sisa waktu yang tersisa, pemilih kedua kubu sudah solid.
"Selisih kedua paslon di survei nasional Konsepindo adalah 20,7 persen, itu lebar sekali. Tidak bisa digebrak dalam satu-dua hari," imbuhnya. (nvl/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini