"Perangai Prabowo semakin hari mendekati 17 April 2019 tidak lagi menunjukkan sikap negarawan, tapi lebih mirip perangai preman. Tentunya sangat tidak pantas untuk dipilih sebagai presiden di Indonesia, apalagi mulutnya sangat kasar bak comberan karena menyebut orang lain bajingan, kemudian mengata-ngatai Ibu Pertiwi diperkosa!" kata Inas kepada wartawan, Senin (8/4/2019).
Inas menyayangkan Prabowo yang tidak menyebutkan nama saat berbicara elite bajingan. Dia menganggap Prabowo hanya ingin dipilih dalam Pilpres 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota DPR itu tak yakin masyarakat bakal memilih Prabowo jika mendengar dan melihat pidato soal bajingan itu. Dia berbicara soal UUD 1945.
"Bagaimana mungkin rakyat Indonesia mau memilih Prabowo jika nilai-nilai nasionalis, yakni Ibu Pertiwi dikata-katai dengan diperkosa dan nilai-nilai patriotis, yakni negara dihina sakit. Padahal, dalam UUD 45 sudah sangat jelas setiap warga negara wajib menjunjung tinggi dan membela negaranya, lalu kenapa Prabowo menolak mematuhi UUD 45?" sebut Inas.
Dalam kampanye di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Prabowo awalnya menyampaikan bahwa kondisi Indonesia sedang sakit. Dia menyebut banyak terjadi ketidakadilan. Saat hendak memakai diksi bajingan, Prabowo sempat bertanya dan meminta izin.
"Negara kita sedang sakit, Ibu Pertiwi sedang diperkosa, hak rakyat sedang diinjak-injak. Segelintir orang, elite di Jakarta seenaknya saja merusak negara ini, mereka adalah... ini boleh nggak bicara agak keras di sini, Pak?" kata Prabowo sambil menengok ke kursi di belakang keberadaan Prabowo berdiri untuk berorasi di atas panggung.
Deretan kursi itu diduduki para petinggi parpol koalisi, BPN, pendukung, dan relawan. Prabowo juga sempat bertanya kepada massa pendukungnya yang memadati stadion.
"Tinggal... tinggal 10 hari lagi deh, mereka adalah 'bajingan-bajingan'," ucap Prabowo yang disambut riuh dan tepuk tangan massa. (gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini