SBY Harap Capres Hindari Politik Identitas, Wiranto: Jokowi Jaga Persatuan

SBY Harap Capres Hindari Politik Identitas, Wiranto: Jokowi Jaga Persatuan

Arief Ikhsanudin - detikNews
Senin, 08 Apr 2019 17:30 WIB
Menko Polhukam Wiranto (Puspen Kemendagri)
Jakarta - Salah satu isi surat Ketum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal kampanye akbar Prabowo-Sandiaga di Senayan, Monas, adalah soal karakter pemimpin bangsa. SBY berharap capres tidak bermain politik identitas. Menko Polhukam Wiranto, menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya karakter pemimpin untuk semua, sebagaimana karakter ideal yang disebut SBY dalam suratnya.

"Sebagai Presiden, beliau selalu mengajak kita semua untuk mempersatukan negeri ini, memelihara persatuan. Karena persatuan negeri ini merupakan persyaratan mutlak untuk kita bisa membangun," ucap Wiranto kepada wartawan di hotel JS Luwansa, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Senin (8/4/2019).

Menurut Wiranto, Jokowi sering menyerukan soal persatuan. Sehingga, tidak mungkin dia membawa unsur perpecahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Berkali-kali beliau menyampaikan bahwa ayo kita bersatu, bersatu sebagai bangsa. Ini warisan dari para pendahulu kita, ini juga persyaratan negara kita untuk maju," kata Wiranto.

Jokowi yang menjadi calon presiden, menurut Wiranto, tidak pernah membawa politik identitas yang berpotensi membawa perpecahan.

"Maka tidak mungkin, pada saat kontes ini (Pemilu), beliau mengingkari itu, pada saat ini beliau selalu merangkul semua komponen bangsa untuk tidak menggunakan politik identitas. Kan berbahaya, apakah agama, apakah suku, apakah profesi, semua di mata hukum punya hak yang sama untuk melakukan Pemilu ya," kata Wiranto.



Surat SBY itu, seperti diberitakan detikcom, Minggu (7/4) kemarin, ditujukan kepada Ketua Wanhor PD Amir Syamsuddin, Waketum PD Syarief Hasan dan Sekjen PD Hinca Panjaitan. Pesan SBY itu tersebar di WhatsApp dan dibenarkan politikus PD Andi Arief.

Salah satu bagian dalam surat SBY menyebut tak hanya Prabowo Subianto, tapi juga Jokowi. SBY tidak ingin pemimpin yang dipilih dalam pilpres merupakan hasil dari politik identitas.



"Pemilihan Presiden yang segera akan dilakukan ini adalah untuk memilih pemimpin bangsa, pemimpin rakyat, pemimpin kita semua. Karenanya, sejak awal 'set up'-nya harus benar. Mindset kita haruslah tetap 'Semua Untuk Semua' , atau 'All For All'. Calon pemimpin yang cara berpikir dan tekadnya adalah untuk menjadi pemimpin bagi semua, kalau terplih kelak akan menjadi pemimpin yang kokoh dan insyaallah akan berhasil," tulis SBY.

"Sebaliknya, pemimpin yang mengedepankan identitas atau gemar menghadapkan identitas yang satu dengan yang lain, atau yang menarik garis tebal 'kawan dan lawan' untuk rakyatnya sendiri, hampir pasti akan menjadi pemimpin yang rapuh. Bahkan sejak awal sebenarnya dia tidak memenuhi syarat sebagai pemimpin bangsa. Saya sangat yakin, paling tidak berharap, tidak ada pemikiran seperti itu (sekecil apapun) pada diri Pak Jokowi dan Pak Prabowo," sambungnya. (aik/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads