"Apabila hal ini tidak segera ada wadah untuk mewariskan kembali dan melembagakan kriya Minang kepada generasi muda, dikhawatirkan lambat laun hanya akan menjadi peninggalan sejarah. Nilai luhur budaya tenun dan kriya Minang tidak hanya memiliki nilai estetika saja tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang bisa menaikkan taraf hidup dan nilai kesejahteraan masyarakat," kata Mufidah, dalam sambutannya, di Lintau Buo, Sumbar, Senin (8/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sentra Industri Tenun Kabupaten Tanah Datar berlokasi di Sekolah Kriya Minangkabau Lintau Buo, Nagari Tigo Jangko Kecamatan Lintau Buo, Sumatra Barat. Mufidah sempat meninjau ruangan peserta pelatihan tenun dan menjahit di sentra ini.
![]() |
Istri dari Wapres RI Jusuf Kalla ini mengatakan sekolah tenun dan kriya Minang ini didirikan pada 2018 oleh Yayasan Kriya Minang dengan didukung pemerintah pusat, pemerintah daerah dan swasta. Dia mengimbau agar pemerintah daerah terus mengajak anak muda untuk mengikuti pelatihan tersebut.
"Saya mengimbau kepada gubernur dan Dekranasda provinsi dan para bupati dan walikota dan Dekranasda kabuapten kota untuk bersama sama menghidupkan sekolah ini dengan cara mengirimkan peserta pelatihan, menyumbang untuk kegiatan program, memberikan masukan yang bermanfaat," imbuhnya.
Dalam acara ini turut dihadiri Mendikbud Muhadjir Effendy, Ketua Yayasan Kriya Minang Fasli Jalal, Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi, Gubernur Sumbar Irwan Pryitno, mantan Menteri Perindustrian Saleh Husin.
Adapun pelatihan yang terdapat di sentra ini yaitu pelatihan songket, tenun, fashion dan menjahit. Saat ini jumlah peserta yang sudah melaksanakan dan yang masih menjalani pelatihan terdapat 125 orang, dengan rincian 20 orang berlatih tenun, 20 orang berlatih fashion, 15 berlatih songket dan sisanya sudah menyelesaikan pelatihan.
Sentra industri ini disebut-sebut sebagai sentra industri tenun terbesar. Ketua Yayasan Kriya Minang Fasli Jalal mengatakan Sentra Industri Tenun ini dilengkapi beberapa fasilitas seperti pusat produksi, pemasaran, asrama dan akan dilengkapi pula pusat pewarnaan.
"Sebetulnya kita belum tahu benar itu istilah bupati tadi tapi kita cukup serius karena ada pusat produksi, pemasaran, asrama kalau mereka dari jauh-jauh dan ada pusat pewarnaan jadi kita bikin sendiri dari tumbuhan alami. Jadi itu dari hulu ke hilir," ujar Fasli. (yld/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini