"Dalam satu minggu ini terjadi 8 kali kejadian awanpanas guguran dengan jarak luncur maksimum 1.300 m mengarah ke hulu Kali Gendol," jelas Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, dalam keterangannya, Sabtu (6/4/2019).
Selain itu BPPTKG juga mencatat telah terjadi 18 kali gempa hembusan, enam kali gempa vulkanik dangkal, 33 kali gempa fase banyak, 247 kali gempa guguran, delapan kali gempa low frekuensi dan lima kali gempa tektonik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BPPTKG, lanjut Hanik, juga melakukan pengamatan visual untuk mengetahui volume kubah lava Merapi dengan menganalisis foto yang diambil dari drone pada 21 Maret 2019. Hasilnya diketahui volume kubah lava mencapai 470.000 meter kubik.
"Sejak Bulan Januari 2019 volume kubah lava terhitung relatif tetap, disebabkan sebagian besar ekstrusi magma langsung meluncur ke hulu Kali Gendol sebagai guguran lava atau awanpanas," tuturnya.
Hanik menjelaskan, berdasarkan pengamatan yang dilakukannya diketahui bahwa kubah lava Merapi dalam kondisi stabil. Sementara laju pertumbuhan kubah lava juga relatif rendah.
"(Namun) aktivitas Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkah aktivitas waspada," sebutnya.
Karena masih berstatus waspada, rekomendasi yang dikeluarkan BPPTKG juga masih sama seperti sebelumnya. Seperti meminta warga termasuk pendaki untuk mengosongkan area di radius tiga kilometer dari puncak Merapi.
"Sehubungan dengan sudah terjadinya beberapa kali awanpanas dengan jarak luncur yang semakin membesar, maka masyarakat di alur Kali Gendol agar meningkatkan kewaspadaan," ujar Hanik.
"Guguran lava dan awanpanas berpotensi menimbulkan hujan abu. Masyarakat di sekitar diimbau untuk mengantisipasi gangguan abu vulkanik. Masyarakat juga diminta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Merapi," tutupnya.
Tonton juga video Ronda Malam Bareng Warga DIY Memantau Aktivitas Gunung Merapi:
(ush/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini