Bowo Sidik Sebut Amplop 'Cap Jempol' Hanya untuk Pileg, Bukan Pilpres

Bowo Sidik Sebut Amplop 'Cap Jempol' Hanya untuk Pileg, Bukan Pilpres

Ahmad Bil Wahid - detikNews
Jumat, 05 Apr 2019 19:28 WIB
Bowo Sidik Pangarso (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta - Tersangka kasus dugaan suap anggota DPR Bowo Sidik Pangarso membantah amplop bercap jempol yang disita KPK terkait Pilpres 2019. Dia mengatakan uang tersebut untuk kepentingan pileg.

"Nggak ada, nggak ada, nggak ada hubungannya (dengan capres)," kata Bowo setelah menjalani pemeriksaan di KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Jumat (5/4/2019).

Bowo, yang menuntaskan pemeriksaan pukul 19.15 WIB, bergegas menuju mobil tahanan. Dia kembali menegaskan amplop itu untuk urusannya yang maju kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya, iya, untuk pileg," ujarnya sambil masuk ke mobil tahanan.




Bowo, yang merupakan anggota Komisi VI DPR, ditetapkan KPK sebagai tersangka karena diduga menerima suap dari Marketing Manager PT Humpuss Transportasi Kimia (HTK) Asty Winasti lewat seorang bernama Indung. Asty dan Indung juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.

Asty diduga memberi suap agar Bowo membantu proses perjanjian antara PT HTK dengan PT Pupuk Indonesia Logistik (Pilog). Perjanjian itu ialah penggunaan kapal PT HTK untuk distribusi pupuk PT Pilog.

Total ada Rp 1,5 miliar yang diberikan Asty dalam 6 kali pemberian. Selain itu, Asty memberikan duit Rp 89,4 juta kepada Bowo lewat Indung saat terjadinya operasi tangkap tangan (OTT). Duit itu diduga sebagai pemberian ketujuh.

Selain itu, Bowo diduga menerima gratifikasi Rp 6,5 miliar dari pihak lain. Nah, duit Rp 1,5 miliar dan Rp 6,5 miliar itulah yang diduga berada di dalam 400 ribu amplop serangan fajar yang disita KPK tersebut.



Tonton juga video Ditanya soal Amplop Serangan Fajar, Bowo Sidik Nunduk dan Ngacir:

[Gambas:Video 20detik]

(abw/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads