Salah satunya di Rutan Negara, Jembrana. Para napi di rutan ini bahkan punya produk unggulan yaitu pertukangan hingga perkebunan.
"Kegiatan pembinaan secara umum kegiatan pembinaan berupa kegiatan pembinaan kepribadian dan humaniora. Kepribadian ya dalam agama secara berbangsa dan bernegara, intelektual dan kecerdasan pendidikan. Terus kemandirian ada unit kerja mencuci motor, jasa laundry, pertukangan kayu, peternakan dan perkebunan," kata Karutan Negara Purniawal saat ditemui di kantornya, Jl Wijayakusuma, Beler Bale Agung, Negara, Jembrana, Bali, Selasa (2/4/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harga kami bersaing, bahkan punya showroom bengkel kerja malah nggak pernah untuk majang produk karena selalu kehabisan. Macam-macam produknya ada lemari, meja, furnitur-furnitur istilahnya tinggal gambar nanti kami bikinin bisa," tuturnya.
Purniawal menambahkan warga binaannya juga jago perkebunan. Area taman Rutan Negara terlihat asri dan tertata rapi.
"Kami punya SDM yang banyak kalau tidak digunakan kan tidak elok juga dilihatnya. Makanya kami arahkan ke situ juga," sambungnya.
Untuk usaha laundry saat ini masih dimanfaatkan para petugas rutan maupun sesama warga binaannya.
"Untuk memutus rantai keluar, supaya mudah dalam pengawasan dan bisa menggerakkan kegiatan warga binaan," tuturnya.
Saat ini jumlah tahanan di rutan Negara berjumlah 123 orang. Padahal kapasitas rutan sebanyak 71 orang, sehingga ada overkapasitas sekitar 40 persen.
"Kasus terbanyak pidana umum, narkotika 15 orang. Banyak pria, hari ini kita punya wanita 10 orang. Wanita kasus tipikor, narkoba, judi, pencurian, penipuan. Jadi itu saja yang terekam di data kami untuk kasus-kasus warga binaan tahanan wanita," ujarnya.
Meski overkapasitas, Purniawal menyebut hingga saat ini belum ada tunggakan untuk ongkos makan maupun kesehatan para warga binaan. "Sementara kita masih tercover anggaran untuk makan narapidana, nanti ketahuannya di akhir tahun," jelasnya. (ams/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini