"Yang berpotensi untuk melakukan kecurangan itu sebetulnya bukan 02, kenapa? Karena kubu 02 itu tak berkuasa, mereka tak punya instrumen yang cukup bagus untuk melakukan kecurangan, nggak ada, instrumen dari mana? Apa indikasinya melakukan kecurangan," kata juru debat BPN Saleh Partaonan Daulay, saat dihubungi, Selasa (2/4/2019).
"Justru biasanya yang potensial dan mampu penyalahgunaan kewenangan itu pemerintah, karena memiliki seluruh akses kepada sumber-sumber yang ada di pemerintahan, baik itu jaringan aparatur negara, maupun anggaran untuk bansos dalam pertarungan ini," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saleh menjelaskan, BPN tak ada niat untuk melakukan manuver dengan mem-framing kecurangan pemilu. Menurutnya, timses Prabowo-Sandiaga hanya sekadar mengingatkan penyelenggara pemilu untuk bersikap netral, dan memastikan kontestasi politik 5 tahunan ini berjalan jujur dan adil.
"Kemudian yang kedua, mengingatkan pemerintah jangan menggunakan kekuasannya, dan seluruh yang ada dalam kekuasaannya itu untuk memenangkan pertarungan secara tak adil. Karena kan ada indikasi yang kita lihat bahwa banyak program pemerintah diarahkan dalam rangka pemenangan itu, bantuan-bantuan sosial, dana desa, kenaikan gaji, itu semua kelihatannya dalam rangka menataletakkan bagaimana agar kubu 01 itu menang. Itu yang diingatkan. Jadi dua hal itu betul diingatkan sekali," jelasnya.
Soal manuver kubu 02 mem-framing kecurangan pemilu diutarakan oleh jubir TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily. Timses kubu 01 ini merinci senjata 'framing' tersebut mulai dari penyebaran fitnah aparat tidak netral hingga isu 7 kontainer surat suara tercoblos hingga tudingan Habib Rizieq yang menyebut beberapa ketua TPS di Arab Saudi diminta memenangkan Jokowi-Ma'ruf Amin.
Saleh menegaskan, BPN tidak merancang sebuah wacana kecurangan pemilu. Dia mengatakan, timses 02 hanya mengingatkan penyelenggara pemilu dan pemerintah untuk memastikan pemilu berjalan jujur dan adil.
Termasuk pernyataan Amien Rais soal people power dimaknai sebagai peringatan. Agar dua kubu sama-sama mengawal jalannya Pemilu 2019 berlangsung sesuai aturan hukum tanpa ada kecurangan.
"Jadi nggak mungkin 02 itu merancang sebuah wacana kecurangan, kemudian kalau dikaitkan ini mereka mau mendesain nanti pemilu ada yang dicurangi, justru yang disampaikan sekarang itu adalah peringatan semua pihak, KPU, Bawaslu dan pemerintah, jadi tak ada, kira-kira kami pasti mau kalah lalu kami mau bikin kerusuhan, nggak," jelasnya.
Sebelumnya, Ace memaparkan kubu Prabowo-Sandiaga tengah bermanuver untuk mendelegitimasi hasil pemilu. Ada beberapa cara yang dituding dilakukan kubu 02 itu, termasuk serangan Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais ke KPU.
"Ada yang menarik dari manuver kubu 02 akhir-akhir ini, yakni bangun framing pemilu akan curang. Framing ini bagian dari skenario besar delegitimasi hasil pemilu. Bahkan Amien Rais sudah mengancam people power jika mereka kalah," ujar jubir TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, kepada wartawan, Selasa (2/4).
Menurut politikus Golkar ini, manuver dilakukan pihak Prabowo karena elektabilitas Jokowi sudah jauh di atas. Ancaman yang ditebar Amien Rais dianggap Ace sebagai persiapan skenario atas upaya yang akan dilakukan kubu 02. (idn/abw)