Memprihatinkan, SLB Tertua di Indonesia Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

Memprihatinkan, SLB Tertua di Indonesia Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

Mochamad Solehudin - detikNews
Selasa, 02 Apr 2019 15:25 WIB
Foto: Mochamad Solehudin
Bandung - Bangunan Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) A Kota Bandung kondisinya memprihatinkan. Beberapa sudut bangunan SLB tertua di Indonesia ini mengalami kerusakan.

Contohnya saja ruang guru yang juga biasa digunakan sebagai tempat rapat, harus disangga dengan kayu. Sebanyak empat kayu bundar terpasang menyangga atap bangunan agar tidak ambruk.

Kerusakan juga terjadi di beberapa ruang kelas. Seperti di ruangan untuk kegiatan olahraga para siswa penyandang disabilitas. Bagian atap ruang tersebut rusak, bahkan kerap tergenang air saat hujan tiba.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada juga ruangan yang tadinya berfungsi sebagai kelas kini sudah tidak bisa lagi digunakan. Pasalnya bagian atap ruangan tersebut mengalami kerusakan parah. Bahkan ada satu tiang penyangga yang patah.
Memprihatinkan, SLB Tertua di Indonesia Foto: Mochamad Solehudin

Ironisnya berbagai kerusakan tersebut tidak bisa diperbaiki oleh pihak sekolah bahkan Pemprov Jabar sekalipun. Pasalnya aset tanah sekolah yang telah berdiri sejak 1901 itu merupakan milik Kementerian Sosial.

Akibatnya Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan tidak bisa menggelontorkan anggaran untuk melakukan perbaikan. Di sisi lain, Kementerian Sosial juga tidak bisa mengucurkan bantuan karena pengelolaan SLB yang mendapat status negeri pada 1962 bukan menjadi kewenangannya.

"Ini SLB tertua di Indonesia bahkan Asia Tenggara. Ada sedikit masalah (di SLB ini) soal perspektif aset. Kami selalu ikhtiar agar kasus ini bisa cepat selesai," kata Kepala Sekolah SLBN A Kota Bandung Wawan saat ditemui di SLBN A Kota Bandung, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Selasa (2/4/2019).

Permasalahan aset ini, kata dia, berdampak pada kondisi bangunan. Menurutnya kondisi SLB yang dipimpinnya ini jauh dari standar pelayanan untuk pendidikan penyandang disabilitas netra. Padahal dia ingin sekolahnya itu bisa ramah bagi penyandang disabilitas netra.

"Tapi ini tidak bisa terwujud karena masalah status tanah. Disdik dan Pemprov Jabar tidak bisa akses masuk ke sini melakukan revitalisasi," ucap Wawan.

Dia selaku pimpinan sekolah berharap, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bisa membantu menyelesaikan permasalahan ini. Agar status aset tanah sekolah ini bisa menjadi milik Pemprov Jabar sehingga memudahkan proses perbaikan.

"Kami bergantung ke Gubernur baru. Mudah-mudahan Pak Emil bisa menyelesaikan dengan baik. Bisa nego dengan Kemensos dan Kementrian Keuangan. Proses ini sudah cukup panjang bahkan sempat dimediasi Komnas HAM. Jaman Pak Aher juga sudah melayangkan surat permohonan hibah, tapi belum tuntas. Semoga ini bisa dilantukan ulang oleh Pak Emil," ujar Wawan. (mso/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads