Jatah Menteri Tak Disebut, Demokrat Ingatkan Perang Uhud

Round-Up

Jatah Menteri Tak Disebut, Demokrat Ingatkan Perang Uhud

Tim detikcom - detikNews
Senin, 01 Apr 2019 19:30 WIB
Foto: Demokrat (Dok Partai Demokrat)
Jakarta - Kisah Perang Uhud jadi peringatan Partai Demokrat (PD) kepada Direktur Komunikasi dan Media BPN Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Hashim Djojohadikusumo. Musababnya, ketika Hashim bicara jatah menteri koalisi 02, partai berlambang mirip logo Mercy itu tak disebut.

Hashim awalnya mengatakan Prabowo pernah membicarakan porsi menteri untuk partai koalisi bersama dirinya. Hashim yang juga adik kandung Prabowo itu menyebut pembicaraan sudah sampai ke tingkat nama.

"(Pembicaraan soal menteri) dengan saya iya, ada. Ada, ada (pembicaraan sampai nama), saya kira itu antara saya dengan kakak saya," ujar Hashim di Ayana Midplaza, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (1/4/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia mengatakan sudah ada kesepakatan dengan PAN dan PKS terkait dengan kursi menteri. Namun, untuk partai lain disebut Hashim masih dalam pembahasan. Perinciannya, PAN mendapat 7 kursi dan PKS 6 kursi.

Selain Partai Gerindra, PAN dan PKS, Partai Demokrat sebenarnya turut mengusung Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno di Pilpres 2019. Namun, Hashim menyebut jatah menteri dari Demokrat belum definitif. Nama Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) disebut Hashim masih sebatas dipertimbangkan.

"Demokrat masih belum definitif. (AHY) salah satu yang dipertimbangkan," ucap Hashim.



Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu lantas bereaksi. Politikus PD Andi Arief mengingatkan Hashim agar belajar dari Perang Uhud.

"Partai Demokrat menyarankan pada Hashim untuk belajar dari Perang Uhud," kata Andi Arief.

Andi menjelaskan lebih jauh soal Perang Uhud. Dia mengingatkan para elite koalisi Prabowo-Sandiaga Uno untuk tidak merasa sudah menang terlebih dahulu.


Perang Uhud sendiri dikenang umat Islam sebagai pelajaran agar tak terlena dengan harta sebelum peperangan usai.

"Jangan berebut rampasan perang sebelum yakin perang dimenangkan. Nabi Muhammad pernah hampir terbunuh dalam Perang Uhud karena pasukannya berebut rampasan perang, akibat salah informasi intelijen seolah-olah perang sudah menang. Saat ambil rampasan perang, pasukan lawan menyerbu dan menggagalkan kemenangan," sebut Andi Arief.



Simak Juga 'Kalau Prabowo Menang, 7 Kursi Menteri untuk PAN, 6 Kursi untuk PKS':

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads