"Penampilan keduanya masih menunjukkan ciri khas masing-masing. Prabowo tampak tegas, patah-patah dengan intonasi penuh tekanan di sana-sini. Sementara Jokowi tampak rileks dan bicara lembut dan tidak ngoyo," kata Direktur Konsepindo Research and Consulting Veri Muhlis Arifuzzaman kepada wartawan, Sabtu (30/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Soal pemerintahan, Jokowi dengan sadar menyatakan beberapa tantangan yang sedang dan harus dihadapi, itulah kemudian ia menawarkan solusi, seperti penyederhanaan lembaga, peningkatan SDM, dan perlunya mengadopsi layanan berbasis digital," ujar Veri.
"Prabowo terlihat tegas dan menyatakan diri secara langsung bahwa dia adalah tentara yang sejak muda tanda tangan setia pada negara dan Pancasila. Lalu langsung 'menyerang' dengan menyatakan korupsi merajalela dan dia akan memberantasnya. Tanpa menyebut peran lembaga pemberantasan korupsi, seperti KPK dan lainnya. Prabowo juga menyatakan di bidang hankam terlalu lemah karena anggaran terlalu kecil. Ia tidak memgelaborasi di mana lemahnya apakah karena anggarannya kecil itu?" imbuhnya.
"Jokowi lebih solutif, sementara Prabowo lebih banyak mengelaborasi masalah," sambungnya lagi.
Saksikan juga video 'Sampaikan Visi-Misi, Jokowi: Pemerintahan Dilan, Digital Melayani':
(tor/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini