"Tentu nanti setelah terpilih akan menyusun kabinet. Nah, kalau kebetulan disebut Novel Baswedan, ada disebut AHY (Agus Harimurti Yudhoyono), ada Aher (Ahmad Heryawan), itu contoh saja. Contoh bahwa orang-orang ini maksudnya adalah orang-orang yang memiliki integritas, kompetensi, bahkan pengalaman yang layak jadi menteri, atau duduk dalam jajaran (kabinet) Prabowo-Sandi," ungkap ujar juru debat BPN Ahmad Riza Patria saat dihubungi, Jumat (29/3/2019).
Riza lalu mengungkapkan, tidak ada strategi khusus yang dilakukan Prabowo dengan menyebut lebih dini calon menterinya, meski Pilpres 2019 belum berlangsung. Dia lalu mengungkit janji capres petahana Joko Widodo (Jokowi) pada Pilpres 2014 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi kalau Pak Prabowo kan orangnya ini apa adanya, nggak pernah pencitraan, nggak pernah seolah-olah mau kelihatan kayak ideal, hebat. Nggak, dia apa adanya. Kalau memang orang dari partai politik bagus ya, sebut saja nggak apa-apa, kalau ada orang protes disebut nggak bagus ya, sebut saja nggak apa-apa," lanjut Riza.
Riza pun menekankan, maksud Prabowo menyebut nama-nama calon menterinya di awal adalah untuk menunjukkan bahwa Prabowo tengah menyiapkan orang-orang terbaik.
"Dia juga akan menyiapkan putra terbaik bangsa yang muda-muda untuk bersinergi membangun Bangsa. Jadi yang disiapkan untuk putra putri bangsa itu bukan hanya untuk urusan kabinet, tapi juga yang muda-muda untuk bersinergi di semua lini. Artinya menyiapkan yang untuk posisi menteri dan sebagainya, termasuk yang muda-muda itu disiapkan supaya juga ikut berkontribusi berpartisipasi ikut membangun bangsa," tuturnya.
Simak Juga 'Prabowo Berapi-api Sebut AHY hingga Aher: Cocok Nggak Jadi Menteri?':
(nvl/fai)