Dalam video yang beredar, tampak anggota polisi dari Satuan Sabhara sedang bersama pengendara motor. Si perekam video menyebut polisi tersebut meminta uang kepada pengendara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Video kemudian memperlihatkan kontak fisik antara warga yang merekam dengan anggota polisi. Tak begitu jelas apa yang terjadi setelah kejadian tersebut sebab rekaman video tidak fokus dan goyang.
"Mau ngapain, mau ngapain?" tanya seorang polisi.
"Jangan gitu, pak," ujar perekam video.
Video itu dibubuhi keterangan bahwa perekam video dikeroyok oleh dua oknum polisi. Anggota polisi itu bahkan disebut mencekik perekam video karena ingin menghapus rekaman yang ada di ponselnya.
Polisi Bantah Pungli
Terkait kejadian tersebut, Kasat Lantas Polres Jakarta Utara AKBP Agung Pitoyo menjelaskan duduk perkara sebenarnya. Anggota Shabara dan Lantas Polres Jakut saat itu sedang melakukan kegiatan rutin di Jalan Yos Sudarso, Rabu (27/3).
Menurut Agung, perekam video yang diketahui bernama Benni Edward itu tiba-tiba datang. Dia merekam aktivitas polisi yang sedang bertugas di lokasi.
"Lalu ditanya sama anggota lalu lintasnya, 'mas dari mana?' kalau misalkan wartawan, wartawan mana biar dibantu meliput," kata Agung saat dihubungi, Jumat (29/3/2019).
Agung menyebut Benni tak terima saat ditanya identitas dan alasan dia merekam polisi di jalan tersebut. Agung juga membantah anggota Sabhara bernama Aiptu Miyarso melakukan pungli terhadap pengendara.
"Cuma dia nggak terima, ini hak saya, akhirnya ditinggal sama polisi lalu lintasnya, terus di video itu dia ngomong lagi, bahwa ada anggota Sabhara yang pungli, tapi pungli itu belum tentu pungli, tidak ada barang bukti uang, nah itu hanya sekadar melihat, berpersepsi," ujarnya.
Selain itu, Agung juga menepis jika ada anggota polisi yang memukul dan mengeroyok Benni. Menurut Agung, Aiptu Miyarso dan anggota Lantas bernama Aipda Barnas hanya meminta Benni untuk menghapus video di ponselnya.
"Kalau pemukulan tidak ada, merebut saja, terus handphone nya jatuh, saling rebutan lah di situ," ujar dia.
Kejadian itu pun, sambung Agung, telah diselesaikan secara damai di pos polisi. Bahkan, kata Agung, anggota polisi dan Benni salat berjemaah di masjid.
"Yang mengambil gambar begitu selesai handphone diambil lalu lintas, dibawa ke pos, nah di situ damai, minta maaf karena mengambil gambar, udah salat Ashar bersama," tuturnya.
Agung pun heran kejadian itu viral di media sosial. Menurut Agung, Benni juga sempat mendatangi Polres Jakut namun belum membuat laporan polisi.
"Sempat datang ke SPK dia mau makan dulu, abis makan nggak kembali sampai sekarang," imbuhnya.
(knv/fjp)