"Partai Golkar tidak pernah menginstruksikan atau memerintahkan setiap calon untuk melakukan serangan fajar," kata Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (29/3/2019).
Golkar dikatakannya selalu berkomitmen untuk menjadi partai yang bersih dari korupsi. Cara menarik pemilih bukan dengan cara politik uang seperti 'serangan fajar', istilah yang digunakan untuk menyebut bagi-bagi duit menjelang pemungutan suara, namun lewat kampanye yang mengedepankan program-program usungan calon.
"Kita hormati KPK yang menyampaikan dugaan-dugaan (serangan fajar) tersebut. Itu perlu pembuktian nanti di pengadilan, apakah uang tersebut diniatkan untuk serangan fajar atau bukan," kata Ace.
Dia tak khawatir elektabilitas Golkar atau capres dan cawapres usungan Golkar, yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin, merosot gara-gara kasus ini. Soalnya, apa yang diduga dilakukan oleh Bowo adalah kasus pribadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
KPK menemukan uang Rp 8 miliar itu di suatu lokasi kantor yang bentuknya sudah rapi di dalam 400 ribu amplop dalam pecahan Rp 20 ribu dan Rp 50 ribu. Ribuan amplop itu tertata rapi di dalam tumpukan 84 kotak kardus.
"Diduga (Bowo) telah mengumpulkan uang dari sejumlah penerimaan-penerimaan terkait jabatan yang dipersiapkan untuk 'serangan fajar' pada Pemilu 2019," kata Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan mengenai sosok Bowo dalam konferensi pers di kantornya, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (28/3) tadi malam.
Simak Juga "Bowo Sidik Pangarso Sempat Kabur Saat akan Ditangkap KPK":
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini