"Lokasi kawasan hutan itu berada di tengah konsesi perusahaan. Sehingga kita berkoordinasi kepada mereka meminta agar disapu bersih slink atau jeratan yang ada kawasan hutan tersebut," kata Kepala BBKSDA Riau, Suharyono kepada detikcom, Rabu (27/3/2019).
Menurut Haryono, begitu sapaan akrabnya, pihak perusahaan intinya sangat mendukung pelaksanaan pembersihan jerat dari kawasan hutan. BBKSDA juga meminta dalam pembersihan jerat untuk tetap berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila tidak disisir, katanya, dikhawatirkan akan ada korban satwa lainnya. Karena kemungkinan masih ada jeratan lain yang terpasang di kawasan itu.
"Dengan harimau dan petugas perusahaan terjerat di lokasi, membuktikan pemburu liar masih ada untuk memburu satwa langka. Ini jelas mengancam keberadaan satwa kita," kata Haryono.
Terlebih lagi, katanya, dengan terjeratnya harimau jantan di lokasi dimungkinkan di kawasan yang sama juga ada harimau betina. Selain itu di sana juga ada beruang.
"Jadi masih banyak terdapat satwa yang hidup di sana. Makanya harus dilakukan sapu bersih jeratan dari lokasi. Bila tidak, akan ada korban satwa lainnya," kata Haryono.
Sebagaimana diketahui, harimau sumatera jantan bobot 90 Kg terjerat kawat. Kaki depan sebelah kiri terjerat kawat yang ukurannya sebesar pensil. Tak hanya harimau, petugas jagawana perusahaan juga menjadi korban jeratan.
Beruntung keduanya bisa terselamatnya. Kini harimau sumatera diboyong ke pusat rehabilitasi harimau sumatera di Kabupaten Dharmasaya, Sumatera Barat.
Tonton juga video Evakuasi Harimau Sumatera yang Terjerat Kawat di Hutan Riau:
(cha/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini