Pada Kamis (21/3) waktu setempat, para siswa kelas empat SD Grundschule Pankow, Berlin Jerman sangat gembira dan menikmati praktek membatik. Kegiatan membatik bagi siswa Sekolah Dasar diselenggarakan KBRI Berlin dengan menghadirkan dua instruktur, yaitu Muhamad Nauval dari Sanggar Batik Komar dan Epi Gunawan dari Barli Art Studio.
Dua jenis teknik membatik dipraktikkan pada kegiatan ini, yaitu batik jumputan dan batik dengan menggunakan canting. Para siswa yang berusia sekitar 9 - 11 tahun tampak sangat antusias. Bagi mereka ini lebih seru dari menggambar dan mewarnai yang mereka lakukan selama ini. Hasil karya mereka terlihat lebih nyata yakni berupa selembar sapu tangan. Karya tersebut akan mereka simpan dan banggakan kepada orang tua mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibu Titi (panggilan akrab Sartika) juga mengingatkan para siswa untuk terus mengembangkan imajinasi dan kreatifitas mereka. Mengenali berbagai budaya, terutama yang berbeda dari budaya yang mereka ketahui, menjadi inspirasi untuk memperkaya imajinasi mereka.
"Siswa seusia mereka ini memiliki memori yang sangat kuat. Untuk itu kita berharap melalui kegiatan ini, kata Batik dan Indonesia akan terus tertanam dalam ingatan mereka," imbuh Ibu Titi.
![]() |
Ungkapan kegembiraan mempraktikkan batik ini antara lain disampaikan salah seorang siswa bernama Chloe. "Batik jumputan sangat "cool". Ternyata dengan teknik melipat kain, mengikat dengan karet gelang yang berbeda serta memadukan aneka warna, hasilnya jadi lucu-lucu dan bagus," ujar Chloe kepada Ibu Titi.
Wali kelas para siswa, Marianne Kudernatsch, juga sangat puas dengan kegiatan belajar membatik ini. Ia berharap kegiatan serupa akan bisa berlanjut dengan program seni budaya lainnya.
Keunikan lain dari SD Bornholmer Grundschule ini adalah ternyata di sana ada salah satu guru tamu yang berasal dari Bali, Ni Ketut Warsini. Ia telah mengajar mata pelajaran seni di sekolah tersebut sejak tahun 2016.
Dubes RI untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno menambahkan, "dalam mempromosikan Indonesia di Jerman dengan konsep branding dan selling, kita ingin mengoptimalkan semua elemen yang ada".
"Para siswa dan guru di sekolah-sekolah di Jerman merupakan elemen yang potensial. Mereka akan menceritakan pengalaman dan pengetahuan yang mereka dapatkan kepada masyarakat lainnya. Dengan begitu Indonesia akan lebih dikenal. Apalagi para siswa sekolah tersebut suatu saat akan menjadi pemimpin dan tokoh yang akan melanjutkan kedekatan hubungan bilateral Indonesia - Jerman," ujar Dubes Oegroseno.
Kegiatan praktik membatik bagi para siswa SD Bornholmer ini merupakan bagian dari program memperkenalkan batik kepada publik Jerman. Sebelumnya KBRI Berlin bersama Muhammad Nauval dan Epi Gunawan juga melakukan kegiatan praktek membatik untuk perhimpunan Willkommin in Berlin dan Tour Operator di Jerman. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini