Pasar Badung ini menjadi salah satu ikon heritage di Kota Denpasar. Rencananya pasar ini akan menjadi pasar digital (digital market) dengan sistem pembayaran nontunai.
"Iya, smart heritage market dan kita melakukan konsep digitalisasi pasar," kata Direktur Utama PD Pasar Kota Denpasar IB Kompyang Wiranata via telepon, Kamis (21/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Beberapa sudut pasar yang berada di Jalan Sulawesi, Denpasar, ini banyak dihiasi mural tentang aktivitas kegiatan di pasar. Mural-mural itu terlihat di dinding akses masuk dan keluar maupun dinding di tangga dan area lift, sementara banner pembayaran nontunai terpasang di pintu masuk.
Sejumlah fasilitas, seperti timbangan digital hingga area bermain anak, juga tersedia di Pasar Badung. Ke depan, timbangan ukur ulang ini bakal ditambah hingga ke setiap lantai.
"Untuk menjaga transparansi timbangan yang digunakan (pedagang) dan sebenarnya. Kita baru punya satu titik. Kita lagi siapkan di lantai yang memang ada timbangan, misalkan ada daging, lantai dua ada sayur," tuturnya.
Pasar enam lantai ini juga terasa lapang. Kios-kios pedagang juga terlihat rapi dan ditempeli stiker-stiker QR code. Kompyang mengatakan hingga saat ini pihaknya terus mensosialisasikan kepada pedagang keuntungan transaksi nontunai.
"Sosialisasi sambil mulai jalan. Kan pedagang tradisional, agak kesulitan kita untuk memberikan pemahaman bagaimana sih transaksi nontunai, bagaimana pembayaran nontunai, apa keuntungannya, ini kita berikan sosialisasi ke pedagang," terangnya.
Dia menyebut, setelah pasar direnovasi, sejumlah fasilitas penunjang di pasar dilengkapi. Salah satunya ketersediaan Wi-Fi, eskalator, maupun lift bagi pengunjung maupun barang.
"Di sini Pasar Badung yang baru ini kita dari sisi sarana-prasarana sudah lengkap, fasilitas eskalator, lift barang, lift orang, lift disabilitas. Kemudian bangunannya lumayan besarlah, mungkin pasar rakyat satu-satunya di Indonesia yang pakai lift dan eskalator," jelasnya.
![]() |
Meski baru soft launching akhir Februari lalu, pasar ini sudah banyak didatangi pembeli maupun para turis. Sejumlah rombongan turis asyik melihat-lihat dan sebagian sibuk memotret aktivitas pedagang pasar tersebut.
"Dari pintu masuk sampai di sini terlihat bagus. Kami sudah berkeliling juga, terlihat bagus, dan terorganisir. Ini berbeda dengan negara kami, kami tidak memiliki pasar seperti ini di Selandia Baru, kami belanja di supermarket," ucap Brad dan pasangannya Rhianon kompak.
Pasar Badung mengalami kebakaran hebat pada 29 Februari 2016. Kala itu api baru bisa dipadamkan selama 17 jam, dan ribuan pedagang kehilangan lapak mereka.
Renovasi pasar ini memakan dana Rp 1,45 miliar yang berasal dari Dana Tugas Pembantuan APBN 2017 dan APBD 2018. Total ada 1.698 pedagang yang ditampung di pasar tersebut. (ams/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini