Coret-coret Foto Presiden, 3 Siswi Sekolah di Burundi Ditahan

Coret-coret Foto Presiden, 3 Siswi Sekolah di Burundi Ditahan

Novi Christiastuti - detikNews
Kamis, 21 Mar 2019 16:43 WIB
Ilustrasi (REUTERS/Dario Pignatelli)
Gitega - Tiga siswa sekolah di Burundi, Afrika, ditangkap dan diadili karena mencoret-coret foto Presiden Pierre Nkurunziza yang ada di dalam buku pelajaran mereka. Ketiganya yang menginjak usia remaja ini dijerat dakwaan penghinaan dan terancam hukuman maksimum lima tahun penjara.

Seperti dilansir AFP, Kamis (21/3/2019), ketiga remaja putri yang berusia 15 tahun, 16 tahun dan 17 tahun ini mendekam di dalam penjara sembari menunggu proses persidangan berjalan. Identitasnya ketiganya tidak diungkap ke publik.

Jika nantinya dinyatakan bersalah atas dakwaan menghina kepala negara, ketiga remaja ini terancam hukuman maksimum lima tahun penjara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diungkapkan kelompok aktivis FENADEB dalam pernyataannya bahwa hakim setempat yang menangani kasus ini menyatakan ketiga remaja ini harus 'diadili atas penghinaan terhadap kepala negara'. Oleh hakim, ketiganya diperintahkan ditahan di bagian remaja di sebuah penjara di Ngozi, Burundi bagian utara.

Menurut para aktivis, ketiga remaja ini sudah ditahan sejak 12 Maret lalu. Saat itu, ketiganya ditangkap bersama seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun. Bocah laki-laki itu akhirnya dibebaskan karena usianya ada di bawah batasan yang bisa bertanggung jawab atas tindak kriminal.


Ketiga remaja itu dituduh mencoret-coret foto Presiden Nkurunziza yang ada di dalam lima buku pelajaran milik sekolah mereka. Namun para guru menekankan bahwa buku pelajaran itu digunakan bersama-sama oleh para murid karena jumlahnya tidak cukup untuk setiap murid di sekolah tersebut.

Disebutkan seorang sumber kehakiman setempat bahwa kasus ini 'sangat sensitif' dan diawasi langsung oleh Jaksa Agung Burundi.

Lewis Mudge dari Human Rights Watch (HRW) menyatakan tidak diketahui secara jelas kapan ketiga remaja itu akan disidang. Ayah salah satu remaja itu, sebut Mudge, menyatakan putrinya 'terlalu takut untuk makan' di dalam penjara.

Tahun 2016 lalu, sejumlah siswa sekolah dijebloskan ke penjara untuk dakwaan yang serupa yakni mencoret-coret wajah Presiden Burundi. Ratusan siswa kemudian dikeluarkan dari satu sekolah setempat, yang memicu kecaman internasional.


Burundi ada dalam kekacauan sejak Presiden Nkurunziza pada April 2015 melancarkan upaya untuk kembali menjabat ketiga kalinya. Kerusuhan yang pecah di negara itu menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan memaksa lebih dari 400 ribu orang -- antara April 2015 dan Mei 2017 -- kehilangan tempat tinggalnya. Mahkamah Pidana Internasional (ICC) telah membuka penyelidikan atas tragedi tersebut.

"Dengan begitu banyak tindak kejahatan sungguhan terjadi di Burundi, sungguh tragis bahwa anak-anak menjadi salah satu yang diadili karena coret-coretan yang tidak berbahaya," sebut Mudge dalam pernyataannya.

"Otoritas setempat seharusnya fokus pada mengadili para pelaku pelanggaran HAM serius daripada memenjarakan anak-anak sekolah karena coretan," tandasnya.




Simak juga video Survei Indo Barometer: Elektabilitas Jokowi 50,2%, Prabowo 28,9%:

[Gambas:Video 20detik]

(nvc/rna)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads