"Profesor itu menyelenggarakan pesta campur gender untuk mahasiswa baru dan acara itu seharusnya digelar besok, Kamis," kata politsi setempat seperti dilansir AFP, Rabu (20/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pesta campur gender bertentangan dengan ajaran Islam dan saya memperingatkan dia untuk menghentikannya," kata dia seperti dikutip dari laporan yang diajukan polisi.
Baca juga: Baku Tembak di Kashmir, 5 Orang Tewas |
Putra profesor Khalid, Waleed Khan, mengaku berada bersama ayahnya pada saat kejadian. Menurut dia, pelaku saat itu tampak menunggu ayahnya.
"Ketika ayah saya hendak masuk ke kantor, orang itu menyerangnya dengan pisau, memukul di kepala dan perutnya," ujarnya.
Melihat hal tersebut, Waleed langsung bergerak cepat untuk menolong sang ayah. Profesor Khalid sempat dibawa ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong.
"Ayah saya kemudian jatuh dan saya bergegas untuk menolongnya. Mahasiswa itu memegang pisau dan mulai berteriak 'Saya telah membunuhnya, saya telah mengatakan kepadanya bahwa penerimaan campuran gender bertentangan dengan Islam," ujar dia.
"Kami membawanya ke rumah sakit tetapi dia sudah meninggal," sambungnya.
Setelah itu, mahasiswa menjatuhkan pisaunya. Dia kemudian ditangkap oleh para petugas yang berjaga di lokasi.
(knv/mae)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini