"Menurut prediksi kami dari semua spot kampanye yang kami datangi, dengan antusiasme masyarakat, kami optimis menang telak di pilpres ini," kata Wakil Ketua TKN Abdul Kadir Karding kepada wartawan, Rabu (20/3/2019).
Dia pun mengkritik survei Litbang Kompas yang dinilai tidak sama dengan hasil survei kebanyakan lembaga survei nasional. Karding menyinggung elektabilitas capres-cawapres versi survei SMRC. Di survei SMRC, Jokowi unggul dengan raupan suara 57,6 persen, sementara Prabowo 31,8 persen.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kira survei Litbang Kompas ini agak banyak berbeda dengan rata-rata survei yang lain, dengan waktu yang hampir sama. Misal dengan SMRC salah satu contohnya, itu berbeda signifikan," ujar Karding.
Selain itu, menurut Karding, survei Litbang Kompas tidak mampu memotret realitas undecided voters sesungguhnya. Dia melihat ada kenaikan angka undecided voters jika membandingkan dengan survei Litbang Kompas sebelumnya.
"Bisa jadi teman-teman di Kompas tidak mampu memotret undecided voters. Kalau tidak salah dalam survei terdahulu mereka hanya sekitar 14 persen, kalau ini kalau tidak salah ada 18 persen, jadi ada peningkatan undecided voters," ucapnya.
Litbang Kompas merilis hasil survei elektabilitas pasangan capres-cawapres yang berlaga di Pilpres 2019, sebulan sebelum hari pencoblosan. Hasilnya, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 49,2 persen dan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.
Survei digelar pada 22 Februari-5 Maret 2019 dengan melibatkan 2.000 responden yang dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi Indonesia. Margin of error survei ini plus-minus 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95%.
Saksikan juga video 'Prabowo Rendah di Survei SMRC, Sandi: Jadi Tambahan Informasi':
(tsa/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini