Emil, sapaan Ridwan, mengaku tidak tahu secara rinci berapa anggaran atau nilai honor untuk personel TAP. Tapi dia memastikan tim tersebut dibayar sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Honor yang sifatnya ada di aturan seperti memberi honor untuk non-ASN. Mereka hanya narsum (narasumber), bukan mengoperator sebuah kegiatan. Hanya input narsum ke gubernur untuk ambil keputusan," kata Emil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (18/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada enam orang yang enggak terima bayaran. Alasannya mereka cinta Jabar. Rata-rata mereka menganggap tidak mencari (nafkah) dari situ," ujar Emil.
Emil mempercayakan Rektor Unpad Tri Hanggono Achmad sebagai ketua TAP Jabar. Ketua harian diisi Arfi Rafnialdi (timses Pilgub Jabar).
Ada juga nama mantan Komisioner KPU Jabar Ferdhiman Putera Bariguna. Dia menempati dewan eksekutif bersama tujuh nama lainnya, yaitu Elpi Nazmuzzaman (adik kandung Ridwan Kamil), Juwanda, Sri Pujiyanti, Ridwansyah Yusuf Achmad, Lia Endiani (Timses Pilgub Jabar), Wahyu Nugroho dan Wildan Nurul Padjar.
TAP Jabar dinaungi 9 orang pakar dengan beragam latar belakang keilmuan. Mereka yaitu Erry Riyana Hardjapamekas mantan wakil ketua KPK, Idratmo Soekarno pakar atau dosen teknik sipil ITB, Bernardus Djonoputro seorang pakar lulusan ITB, Evi S Saleha mantan pejabat Pemkot Bandung, Kemudian ada Budi Raharjo pakar teknik komputer ITB, Budhiana Kartawijaya mantan Pemred Pikiran Rakyat, Kusmayanto Kadiman mantan Menteri Negara Riset dan Teknologi dalam Kabinet Indonesia Bersatu, Asep Warlan pakar politik Unpar, dan Dedi Kusnadi Thamim mantan Pangdam III Siliwangi. (mso/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini