"Sebenarnya sudah ada perda terkait perlindungan kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop sejak tiga tahun lalu dan telah disosialisasi atau disampaikan di berbagai kesempatan, tapi tidak didengarkan," kata Mathius di saat jumpa pers di Kota Jayapura yang dilansir Antara, Senin (18/3/2019).
Dia mengatakan imbauan perlindungan dan pelestarian kawasan Cagar Alam Cycloop di Provinsi Papua, baik oleh pemerintah, instansi terkait hingga lewat aktivis lingkungan tidak didengarkan dan diindahkan oleh warga. Dia pun mengamini rusaknya pegunungan Cycloop sebagai pemicu banjir di Sentani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, kata dia, Pemkab sudah menggandeng BKSDA dan instansi lainnya untuk melestarikan dan melindungi lima titik kawasan di Cagar Alam Cycloop. Pihaknya juga menggelar Festival Cycloop oleh para aktivis itu untuk melindungi kawasan itu.
"Kami juga menggandeng para aktivis lingkungan untuk menggaungkan perlindungan, tetapi hal ini juga tidak diindahkan. Termasuk lewat Festival Cycloop yang dibuat oleh para aktivis yang bertujuan menggugah dan mengajak warga agar peduli Cycloop," katanya.
Mengenai status bencana di Kabupaten Jayapura, Mathius mengatakan bahwa sudah ditetapkan dan diputuskan bersama bahwa selama 14 hari sebagai tanggap darurat.
"Kita lihat bahwa banyak infrastruktur yang rusak berat, ke arah Grime dan beberapa distrik di pesisir terputus. Ada empat jembatan yang putus, tiga dalam kondisi berat. Akses jalan di Jayapura ini hanya satu, sehingga jika terganggu maka evakuasinya terhambat," katanya. (rvk/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini