BPN Sindir Ma'ruf Amin: Kok Bertanya Pakai Sontekan

BPN Sindir Ma'ruf Amin: Kok Bertanya Pakai Sontekan

Arief Ikhsanudin - detikNews
Minggu, 17 Mar 2019 23:42 WIB
Cawapres Ma'ruf Amin dan cawapres Sandiaga Uno (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mempertanyakan gaya cawapres Ma'ruf Amin membaca teks saat sesi tanya-jawab debat cawapres.

Sindiran ini disampaikan jubir BPN Andre Rosiade saat diwawancarai bersama Direktur Program Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Aria Bima.

"Harapan saya ke depan, jangan pakai sontekan lagi, Mas," kata Andre seusai debat cawapres di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aria Bima, yang berdiri di sebelah Andre, langsung menyanggah. "Itu bukan sontekan," katanya.

"Kok bertanya pakai sontekan?" tanya Andre lagi.





"Bukan, Pak Sandi pun pakai ini tadi (gadget) kita lihat. Masalah sontekan tidak dilarang, itu ada data. Kalau soal data, itu kita boleh," ujar Andre.

Dalam debat cawapres sesi keempat, Ma'ruf Amin melepas kacamata dan membawa teks saat melontarkan pernyataan maupun tanggapan.

Momen itu terjadi saat Ma'ruf diberi kesempatan untuk bertanya langsung kepada Sandiaga. Dia berdiri, melepas kacamata, dan terlihat membaca secarik kertas.

Untuk diketahui, dalam sesi sebelumnya, Ma'ruf terus lekat dengan kacamatanya serta tampil lepas tanpa teks.





"Pak Sandiaga, lebih dari 60 persen anggaran pendidikan ditransfer ke pemda. Apakah instrumen pemerintah pusat yang bisa dikenalkan pada satu daerah sehingga output dana transfer daerah sehingga bisa dipantau," tanya Ma'ruf kepada Sandiaga.

Sandiaga tetap dengan gaya awalnya, yakni menjawab tanpa teks. Setelah Sandiaga menjawab pertanyaan pertama, Ma'ruf kembali menimpali, lagi-lagi dengan gaya tanpa mengenakan kacamata dan membaca secarik kertas. (fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads