Sesi III Debat Ma'ruf Vs Sandi Dinilai Datar, Layaknya Paparan Visi-Misi

Sesi III Debat Ma'ruf Vs Sandi Dinilai Datar, Layaknya Paparan Visi-Misi

Noval Dhwinuari Antony - detikNews
Minggu, 17 Mar 2019 21:47 WIB
Suasana debat cawapres (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Pengamat politik dari Charta Politika Yunarto Wijaya menilai penampilan cawapres Ma'ruf Amin dan cawapres Sandiaga Uno layaknya paparan visi dan misi pada sesi ketiga debat cawapres. Keduanya belum mampu melakukan saling kritik atas program yang disampaikan lawan.

"Sebenarnya sama dengan pola (sesi debat) kedua, jadi ritmenya menurut saya mulai datar di kedua-keduanya, ini seperti tidak sebuah debat. Menurut saya, seperti adu paparan program. Karena, ketika saling berbalas, mereka tidak menjawab, mengkritik statement dari lawannya, tapi hanya fokus pada relnya," ujar Yunarto kepada detikcom, Minggu (17/3/2019).


Menurut Yunarto, debat yang belum terjadi saling kritik program itu terjadi karena Ma'ruf memang ingin sekadar berbicara program dan keunggulan yang sudah dilakukan Joko Widodo (Jokowi). Sementara itu, Sandi, menurutnya, mungkin lebih berhati-hati karena lawan debatnya merupakan seorang kiai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Akhirnya itu tadi, mereka berjalan di rel sendiri, dua-duanya cukup artikulatif. Keunggulan Kiai Ma'ruf mungkin di gimik ketika ada bahasa Inggris, yang itu kemudian menonjolkan hal baru, yaitu variabel intelektualitas yang selama ini mungkin tidak terlalu menonjol karena latar belakang sebagai ulama. Dan kemudian tetap diikuti dengan beberapa kalimat bahasa Arab yang menunjukkan kekuatan dia sebagai ulama. Itu dimainkan dengan baik oleh dia sebagai ulama, dan berpengaruh menguatkan segmen-segmen pemilih muslim, tetapi juga menarik hati dan menguatkan pemilih Jokowi bahwa dia memang memiliki kemampuan secara teknokratik dan intelektual," jelas Yunarto.


"Sementara Sandi fokus pada wilayah berbicara mengenai kebutuhan masyarakat, berbicara mengenai kaitannya dengan lapangan kerja, sekadar menguatkan narasi yang selama ini sudah dibangun," lanjut Yunarto.

Yunarto pun menyoroti retorika yang dibangun keduanya saat menyindir Presiden RI pertama dan Proklamator RI, Sukarno.

"Kalau sandi eksplisit menggunakan Sukarno, kemudian dibalas dengan Kiai Ma'ruf dengan mengungkapkan Trisaktinya Sukarno, jadi menurut saya di sesi ketiga bisa dikatakan berimbang, dan masing-masing berhasil masuk kepada pemikirannya sendiri, berbicara dengan konstituennya sendiri, lagi-lagi tidak berhasil mempersuasi, tetapi menguatkan hati dari pemilihnya masing-masing," tuturnya.


Simak Juga "Ma'ruf Tanya Anggaran Pendidikan Daerah, Sandi Ungkit KJP Plus":

[Gambas:Video 20detik]

(nvl/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads