Sudah lebih sepekan mereka mengungsi pada sejumlah tenda darurat, yang dibangun di pinggir jalan, tidak jauh dari pemukiman yang mereka tinggalkan. Mereka terpaksa mengungsi, lantaran takut gunung yang mengelilingi permukiman mereka akan mengalami longsor susulan.
Dugaan ini timbul, lantaran warga mendapati sejumlah retakan menganga pada beberapa sisi gunung. Jika hujan terus mengguyur, retakan tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya longsor, yang rawan menimbun permukiman warga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sudah lebih delapan hari di sini, kami takut kembali ke kampung karena kondisinya terancam, gunung di sekeliling kampung dalam kondisi retak yang terancam longsor," ujar salah seorang warga Burhan kepada wartawan, Minggu (17/3/2019).
Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Mamuju telah mengimbau warga yang mengungsi agar kembali ke rumah masing-masing, namun mereka menolak karena kampung yang mereka diami selama ini sudah tidak aman.
"Kami sudah takut pulang, kami semua trauma, tidak ada lagi harapan untuk kembali ke kampung," sambung Burhan.
Tercatat, ada sebanyak 292 jiwa dari 65 keluarga, yang terpaksa bertahan hidup dengan kondisi memprihatinkan di bawah tenda darurat. Warga berharap pemerintah setempat bisa memberi solusi, agar mereka dapat kembali beraktivitas tanpa dibayangi ketakutan, yang mengancam permukiman akibat kondisi cuaca yang tidak kunjung membaik.
Tonton juga video Penampakan Keganasan Banjir Bandang di Jayapura:
(rvk/asp)