Pantauan detikcom, tampak belasan orang baik laki-laki dan perempuan duduk bersila di dalam Masjid Al-Muhtar. Tak lama kemudian, belasan orang tersebut secara bersama-sama melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an.
Meski hanya belasan orang saja, suasana khusyuk sangat terasa saat mereka melantunkan doa bersama untuk kesembuhan Zulfirmansyah dan anaknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Doa bersama ini sebagian besar dihadiri alumni (ISI Yogyakarta), tapi siapa saja yang mau datang untuk berdoa bersama dipersilahkan. Ini (doa bersama) juga sebagai bentuk solidaritas kami kepada korban penembakan (di New Zealand) khususnya untuk kesembuhan Zul dan anaknya," ujarnya saat ditemui detikcom di Masjid Al-Muhtar, komplek ISI Yogyakarta, Kecamatan Sewon, Bantul, Sabtu (16/3/2019).
Alumni ISI angkatan 1985 ini melanjutkan, bahwa ia sangat prihatin dengan kejadian yang dialami Zulfirmansyah bersama anaknya. Selain itu, Yulhendri sangat bersyukur Zulfirmansyah dan anaknya masih bisa terselamatkan meski menderita luka tembak.
"Alhamdulillah tadi dapat kabar kalau kondisi Zul dan anaknya sudah mulai membaik. Semoga dengan doa bersama ini Zul dan anaknya dipercepat penyembuhannya," ujarnya.
Alumni ISI Yogyakarta lainnya, Ali Umar mengatakan, bahwa ia menilai apa yang dialami Zulfirmansyah dan anaknya merupakan bentuk dari jihad. Hal itu karena Zulfirmansyah dan anaknya tengah menunaikan ibadah setelah mengantar istrinya bekerja.
"Zul ini sama dengan jihad, dia sengaja ke New Zealand untuk mendampingi istrinya bekerja. Selain itu dia di sana juga sedang mencari peluang (bekerja) untuk keluarganya," ujarnya.
Alumni ISI Yogyakarta tahun 1987 jurusan patung ini juga menyampaikan harapannya dengan solidaritas dan doa yang dipanjatkan secara bersama-sama dapat mempercepat kesembuhan Zulfirmansyah bersama anaknya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini