Tak lama setelah pembantaian di dua masjid di kota Christchurch, Anning yang mewakili negara bagian Queensland di Senat Australia itu, berkomentar lewat serangkaian cuitan di Twitter. "Apakah ada yang masih membantah hubungan antara imigrasi Muslim dan kekerasan?" demikian salah satu cuitannya.
"Penyebab pertumpahan darah sesungguhnya di jalanan Selandia Baru hari ini adalah program imigrasi yang memungkinkan kaum Muslim fanatik untuk bermigrasi ke Selandia Baru," tulisnya seperti dilansir media Telegraph, Jumat (15/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak pelak, komentar tersebut memicu kecaman para netizen.
"Anda maksud, di hari ketika seorang nasionalis kulit putih membunuh para muslim, maka yang salah adalah muslim? Anda seharusnya kehilangan pekerjaan Anda atas pernyataan ini. Ini mengerikan," tulis pengguna Twitter, Tom Coates.
Beberapa waktu lalu, senator tersebut menjadi bahan pemberitaan setelah menyerukan agar Australia kembali menggunakan sistem penerimaan migran hanya dari kalangan "Kristen Eropa". Anning juga menghendaki adanya larangan terhadap migran Muslim untuk masuk ke Australia.
"Kita sebagai bangsa berhak menentukan bahwa yang masuk ke sini haruslah menggambarkan komposisi warga Kristen Eropa yang selama ini sudah menjadi bagian dominan dari masyarakat Australia," cetusnya saat itu. "Mereka yang datang ke sini harus berasimilasi dan berintegrasi," imbuhnya.
Dia mengatakan masyarakat Muslim 'secara konsisten sudah menunjukkan sebagai kelompok yang paling tidak mungkin berasimilasi dan berintegrasi.' Senator yang berasal dari Australian Party pimpinan Bob Katter yang mendukung kebijakan Kulit Putih Australia itu, mendapat banyak kecaman dari politisi lain atas pernyataannya itu.
Simak Video 20detik: Teror Penembakan di Masjid, Hari Tersuram di Selandia Baru (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini