"Menurut pengakuan tersangka ZL, anak yang diangkatnya itu merupakan anak berkebutuhan khusus. Dalam sebulan terakhir, banyak kelakuannya tidak disukai oleh orang tua angkatnya tersebut. Korban sering berontak hingga dibunuh," kata Kasat Reskrim Polres Lhokseumawe AKP Indra Trinugraha Herlambang kepada detikcom, Rabu (13/3/2019).
Amin awalnya diajak jalan-jalan, lalu diberi minuman teh yang telah dicampur dengan racun tikus. Korban sempat mual-mual, dan terjatuh dari kendaraan. Pelaku kemudian meninggalkan korban.
"Awalnya ZL menyuruh temannya SR mengantarkan korban ke sebuah panti asuhan anak berkebutuhan khusus di Medan, Sumatera Utara. Setiba SR di rumah ZL, malah rencananya berubah, yakni dengan membunuh korban," sebut Indra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SR saat kita tangkap di Medan. Dia sempat melawan petugas sehingga kita berikan tembak di kakinya. Keduanya kini mendekam di sel tahanan Mapolres dan terancam pasal pembunuhan berencana dengan hukuman seumur hidup," tambah Indra.
Sementara itu, ZL mengaku jengkel dan ketakutan dengan tingkah anak angkatnya yang mulai beda sebulan belakangan. Korban yang sudah diangkatnya puluhan tahun lalu itu kerap pulang larut malam.
"Saya takut saja dengan perilakunya demikian. Saya takut istri (ibu angkat korban) dipukul dari belakang dan juga takut diperkosa. Awalnya, saya suruh bawa ke panti asuhan oleh SR. Namun, karena takut dia balik lagi, saya suruh SR untuk membunuhnya," kata ZL kepada wartawan di Mapolres Lhokseumawe.
Sebelumnya, kasus ini berawal dari penemuan mayat M Amin di tepi jalan dekat tempat pembuangan sampah di Desa Lagang, Kecamatan Sawang, Aceh Utara. Mayat itu tengkurap dan tubuhnya penuh lebam. (idh/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini