Solusi Hendropriyono soal Polemik Dwifungsi TNI: Wajib Militer

Solusi Hendropriyono soal Polemik Dwifungsi TNI: Wajib Militer

Usman Hadi - detikNews
Rabu, 13 Mar 2019 12:48 WIB
AM Hendropriyono. (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Yogyakarta - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono, meminta Pemerintah Indonesia menerapkan wajib militer. Alasannya, jika sewaktu-waktu negara membutuhkan maka warganya siap diterjunkan ke medan perang. Selain itu juga menjadi solusi polemik usulan dwifungsi TNI.

"Saya minta satu usulan. Daripada kita sibuk berdiskusi bertele-tele, sudah, mari kita sama-sama saja minta supaya rakyat semua ikut berdwifungsi," ujar Hendropriyono kepada wartawan di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Rabu (13/3/2019).

"Bagaimana caranya? Rakyat ikut, semua anak umur 18 tahun sampai 40 tahun wajib militer, sudah, itu kuncinya. Dwifungsinya tetap jalan. Dwifungsi bukan ABRI (TNI-Polri) saja, tapi rakyat juga berdwiungsi, juga harus bela negara," sambungnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Dia khawatir jika Pemerintah Indonesia tidak menerapkan wajib militer, maka pertahanan negara kalah dengan negara-negara kecil yang lebih dulu menerapkan wajib militer. Hendropriyono mencontohkan negara Israel.

"Semua harus latihan militer. (Kalau tidak) kita nanti keok, itu negara kecil-kecil jagoan itu, kayak Israel. Itu karena dwi fungsi, semua rakyatnya pada latihan tentara (latihan militer)," ungkapnya.


Disinggung potensi program wajib militer akan mengekang warga sipil, Hendropriyono tak menjawab secara gamblang. Dia Justru mempertanyakan orang-orang yang menetang, dan disebutnya sebagai kalangan liberal.

"Kapan saja negara membutuhkan (warga negara) semua tinggal di apel, berangkat, kita berangkat bertempur, dan itu kalau saya ngomong orang-orang liberal pada teriak," pungkas dia.


Saksikan juga video 'Akademisi UI soal Dwifungsi TNI: Sudah Terjadi, Memang Diperlukan':

[Gambas:Video 20detik]

(ush/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads