Atasi Macet, ASN Dishub Bandung Wajib Bareng Naik Grab ke Kantor

Atasi Macet, ASN Dishub Bandung Wajib Bareng Naik Grab ke Kantor

Mochamad Solehudin - detikNews
Sabtu, 09 Mar 2019 11:46 WIB
Grab layani angkutan bersama ASN di Kota Bandung (Foto: Dokumen Humas Pemkot Bandung)
Bandung - Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Perhubungan akan mengujicoba program angkutan bersama atau car pooling untuk para ASN mulai Senin (11/3/2019) pekan depan. Program tersebut sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kemacetan di Kota Bandung.

Kepala Dinas Perhubungan Didi Riswandi menuturkan, sebagai tahap awal program ini akan diterapkan untuk ASN di lingkup Dinas Perhubungan Kota Bandung. Uji coba sendiri digelar selama lima hari dari Senin (11/3) sampai Jumat (15/3).

"Ini uji coba selama lima hari. Nanti akan ada evaluasi," kata Didi saat dihubungi, Sabtu (9/3/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Didi menjelaskan, dalam penerapan program ini pihaknya menggandeng Grab sebagai penyedia jasa taransportasinya. Para pegawai Dishub telah dibagi dalam masing-masing kelompok penjemputan sesuai rumah tinggalnya.

Grab selaku salah satu perusahaan yang bergerak di bidang digital sendiri telah menyiapkan 15 titik penjemputan yang tersebar di beberapa wilayah. Namun Didi tidak menyebut dimana saja 15 titik penjemputan tersebut.

"Car pooling ini diharapkan bisa mengurangi kemacetan. Uji coba awalnya lima, kenapa enggak seluruh (pegawai Dishub) yang berkantor di Gedebage. Akhirnya setelah dihitung butuh 15 mobil, 15 pick up point," ucapnya.

Dia juga tidak khawatir program ini akan mendapat penentangan dari angkutan konvensional. Karena dia melihat ada sisi positif yang bisa dimanfaatkan jasa angkutan umum konvensional.

"Sebenarnya kalau dilihat secara positif menguntungkan bagi angkot. Lihat saja kalau datang ke kantor ketika mau makan naik apa. Mestinya dilihat secara jernih dan ini sebagai kesempatan. Asalkan (angkot bisa) menyediakan layanan kompetitif," katanya.

Selain itu, lanjut dia, program car pooling juga bisa diikuti oleh pihak lain tidak hanya Grab. Para pelaku usaha angkutan konvensional juga bisa ikut serta menggelar program tersebut.

"Ini bukan program tertutup. Mau menyelenggarakan car pooling silahkan saja. Bahkan angkot juga enggak ada masalah. Kalau berjalan program ini terbuka, angkot antar jemput enggak masalah asal siapkan layanannya," tutur dia.

Ia mengaku, sudah menggandeng angkot untuk menguji coba program angkot to school. Program ini sama seperti car pooling hanya menyasar para anak sekolah. Hanya saja program itu terkendala masalah biaya.

"Dengan angkot sudah uji coba juga angkot to school. Itu sebetulnya car pooling juga. Relatif berhasil cuma kita butuh mencari pembiayaan belum dapat untuk CSR," jelas dia.

Didi berharap, program car pooling ini bisa berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan. Bila berhasil dia ingin program tersebut bisa menjadi kebijakan kota.

"Kami enggak bisa nekan ke yang lain. Kami mohon ke Pak Wali dan Pak Wakil kalau program ini sukses bisa menjadi kebijakan kota. Boleh pakai operator apapun yang penting car poolingnya itu," ujar Didi (mso/mud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads