Pulau Harapan Selamatkan Penyu Sisik dari Kepunahan

Pulau Harapan Selamatkan Penyu Sisik dari Kepunahan

Danu Damarjati - detikNews
Sabtu, 09 Mar 2019 10:39 WIB
Domingus dan Syafii di Pondok Pelestarian Penyu, Pulau Harapan Foto: Danu Damarjati/detikcom
Jakarta - Kelestarian penyu sisik di dunia terancam. Beruntung, di kawasan Kepulauan Seribu, makhluk purba itu diselamatkan dari kepunahan.

Saat Kapal Teras BRI Bahtera Seva I ke Pulau Harapan, detikcom mengunjungi pondok pelestarian penyu yang ada di sini.

Pasir putih basah oleh limpasan air kolam. Empat mahasiswa Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro sedang membersihkan kandang penyu. Reptil-reptil itu berenang di kolam yang lain, ada pula yang cangkangnya sedang dibersihkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tukik penyuTukik penyu Foto: Danu Damarjati/detikcom

Di bagian paling depan dekat lautan, ikan-ikan dikembangbiakkan. Dermaga kayu ada di tengah, membelah kolam dengan kecipak air akibat polah para bandeng.

Ini adalah pondok pelestarian penyu milik Kawasan Taman Nasional Kepulauan Seribu, Seksi Wilayah II Pulau Harapan. Di sini ada 98 tukik penyu sisik, 7 penyu sisik dewasa, dan 2 penyu hijau. Fasilitas ini juga menyimpan 17 ember sarang, tiap sarang berisi 200 butir telur penyu sisik.


Domingus Dacosta, staf Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II, menunjukkan karakter penyu sisik ini, yakni paruh bengkok seperti elang dan cangkangnya yang punya struktur kepingan bertumpuk bak sisik. Hewan ini dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Pondok Pelestarian Penyu, Pulau HarapanPondok Pelestarian Penyu, Pulau Harapan Foto: Danu Damarjati/detikcom

Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) memberi hewan bernama ilmiah Eretmochelys imbricata ini status kritis terancam punah (critically endangered). Tren populasi penyu sisik terus menurun di seluruh dunia.

Maka penangkaran di Pulau Harapan ini giat melakukan pengembangbiakan. Kegiatan di sini adalah pencarian dan penetasan telur penyu secara semi alami. "Selama 65 hari, telur akan menetas dan menjadi tukik," kata Domingus, Rabu (20/2/2019).

Telur-telur itu sengaja ditetaskan dengan intervensi manusia, soalnya terlalu riskan bila telur-telur itu dibiarkan menetas secara alami. Predator siap menggugurkan telur-telur itu, misalnya biawak. Para personel taman nasional bahkan sudah pernah memindahkan banyak biawak dari pulau tempat penyu menetas.

"Kalau dibiarkan menetas secara alami, peluangnya hanya 1: 1.000 telur yang selamat. Telur bisa dimakan biawak, kepiting, ikan, hingga elang," kata staf bernama Syafii, sambil menunjukkan ember-ember berpasir yang menyimpan telur, ember-ember sarang telur ini dijaga supaya suhunya tetap berkisar 31 derajat.

Ember-ember berisi pasir tempat menyimpan telur penyuEmber-ember berisi pasir tempat menyimpan telur penyu Foto: Danu Damarjati/detikcom

Manusia juga sering mengambil telur penyu. Namun Domingus mengatakan masyarakat di Kepulauan Seribu saat ini sudah paham bahwa penyu adalah hewan yang dilindungi, baik dalam kondisi hidup atau mati.


Habituasi selama enam bulan dilakukan sebelum pelepasliaran, biasanya dilakukan lewat acara seremonial pelbagai instansi yang berkoordinasi dengan pihak Taman Nasional.

Pelepasliaran biasa dilakukan di Pulau Kayu Angin Bira, Pulau Sepa, Pulau Bulat, Pulau Putri, dan Pulau Petelora . Sekali pelepasliaran, minimal 100 ekor penyu sisik merangkak menuju samudera. Usaha pelestarian penyu sisik disebutnya sudah menunjukkan hasil yang menggembirakan. "Penyu sisik sudah mulai meningkat jumlahnya," ujar Syafii.

Simak kabar-kabar dari Kapal Teras BRI Bahtera Seva, hanya di detikcom. (dnu/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads