"Harus kreatif dan inovatif, kalau hanya melon saja yang dijual nanti saat usianya tidak bisa dipertahankan alias busuk, nggak bisa dijual dengan harga maksimal," ujar Hendi, sapaan akrabnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (8/3/2019).
Menurut Hendi, agar memaksimalkan nilai tambah dari hasil pertanian tersebut, ia menyarankan salah satunya agar produk pertanian di Kota Semarang dapat diolah dulu, baru kemudian dipasarkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Maka bisa dijual buahnya setelah diolah saja, sehingga harga jualnya lebih tinggi," katanya.
Tak hanya itu, selain mengembangkan hasil pertanian yang inovatif dan mempertahankan lahan area pertanian, Hendi juga ingin mengembangkan di sektor Agro Wisata di Kota Semarang.
"Lewat kebun buah dan kebun bunga ini, insyaallah kami menuju ke arah sektor pertanian yang penuh inovasi tapi juga mempunyai manfaat yang besar untuk petani. Nantinya, sektor wisata juga kita kembangkan," ujarnya.
Terkait jenis melon basket yang dipanen saat itu, Kepala Dinas Pertanian Kota Semarang, Rosdiana mengatakan buah tersebut memiliki beberapa keunggulan, seperti cepat matang dalam waktu sekitar 90 hari, tidak mudah busuk, dan rasanya lebih kenyal dan manis.
"Terus warnanya lebih menarik, itu lah kelebihannya. Tapi disamping itu, kekuatan dari busuk juga agak lama, tidak seperti melon-melon biasanya yang hijau itu. Jadi itu yang kenapa kita kembangkan di sini," ujar Rosdiana.
Untuk diketahui, selama ini bagian atas Kota Semarang, dimanfaatkan untuk daerah konservasi sebagai upaya dalam mempertahankan sektor pertanian. Meski hanya sebesar 2.273 hektare dari total luasan ota dan dijalankan oleh 2,87% penduduk Kota Semarang yang bekerja sebagai petani, sektor pertanian Kota Semarang dinilai cukup menonjol dalam menyokong laju perekonomian di Kota Lumpia ini.
Walaupun terbatas oleh luasan wilayah pertanian serta banyaknya jumlah petani di Kota Semarang melalui berbagai terobosan dan inovasi Pemerintah Kota Semarang dapat memaksimalkan sektor pertanian tersebut. Dapat dilihat produk yang dihasilkan dari sektor pertanian dapat menjadi salah satu ikon Kota Semarang seperti durian di Gunung Pati, kelengkeng, jambu kristal, dan melon yang kemudian di ekspor ke luar negeri. (prf/mpr)