Ma'ruf Amin soal Cawapres: Kayak Sopir Ngejar Setoran, Muter ke Mana-mana

Ma'ruf Amin soal Cawapres: Kayak Sopir Ngejar Setoran, Muter ke Mana-mana

M Guruh Nuary - detikNews
Jumat, 08 Mar 2019 14:08 WIB
Sejumlah artis menemui Ma'ruf Amin. (M Guruh Nuary/detikcom)
Jakarta - Ma'ruf Amin berbicara soal perasaannya setelah menjadi calon wakil presiden. Dia merasa seperti sopir taksi yang tengah mengejar setoran karena harus berkeliling Indonesia.

Hal itu disampaikan Ma'ruf Amin saat menerima komunitas artis di kediamannya, Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2019). Aco, salah satu yang hadir dalam pertemuan itu, meminta Ma'ruf menjaga NKRI. Ma'ruf sebelumnya berbicara soal HAM.

"Sehubungan HAM dan sebagainya, tolong jaga NKRI ya, Bah (Abah), karena kan sekarang melawan HTI. Insyaallah jadi wapres. Masalah HTI dan NKRI tolong bantu juga. Jaga bener bahwa keberagaman kita sangat hebat sekali dan diakui dunia. Kalau kita kalah, nggak semestinya begitu," sebut Aco. Aco mengaku berasal dari alumni Trisakti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kedua, kami dulu ada yang jadi martir di Trisakti. Empat orang meninggal saat reformasi. Kami masyarakat Indonesia menikmati reformasi. Semoga temen-temen kita ini, dulu kita anggap pahlawan reformasi, mudah-mudahan bisa jadi pahlawan nasional. Itu titipan temen-temen Trisakti. Mengingatkan kembali Abah, mudah-mudahan bisa menjadi pahlawan nasional," Aco menambahkan.




Menanggapi Aco, Ma'ruf berbicara alasannya menjadi cawapres. Dia berkomitmen ingin menjaga keutuhan NKRI. Dia lalu menyampaikan perasaannya setelah menjadi cawapres.

"Justru kenapa saya mau jadi calon wakil presiden ini karena saya ingin menjaga keutuhan NKRI. Saya lebih nyaman jadi Ketua MUI dan Rais Aam PBNU, tenang. Sekarang ini saya kayak sopir taksi ngejar setoran. Muter aja ke mana-mana seluruh Indonesia. Tapi karena ada tanggung jawab bahwa negara ini harus diselamatkan dari upaya-upaya yang ingin merusak," sebut Ma'ruf.

Ma'ruf mengaku sering mengatakan negara sudah dibangun berdasarkan kesepakatan. Mencari kesepakatan itu, katanya, tidak mudah karena Indonesia majemuk, tapi Pancasila merupakan suatu kesepakatan.

"Dari pandangan agama itu, negara ini negara kesepakatan. Ada kesepakatan untuk hidup berdampingan secara damai. Tidak boleh ada yang jadi korban. Kalau ada nonmuslim meninggal karena kamu, kamu harus membayar denda membayar dhiyat. Itu Quran," sebut Ma'ruf.

Dia juga berbicara tentang alasan penolakan HTI. Menurutnya, HTI tertolak masuk Indonesia karena membawa sistem yang tidak sesuai dengan kesepakatan.

"Dia bawa khilafah. Khilafah itu menyalahi kesepakatan. Maka otomatis tertolak. Bahasa agamanya menyalahi kesepakatan," ucap Ma'ruf.


Persiapan Debat Ma'ruf Amin: Dalami Undang-undang, Jaga Kondisi (gbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads