"Kalau mencabut cuti, ya, itu wewenang Kemenkum HAM. Tapi melihat perkembangan yang ada, seperti Robertus Robet ditangkap, ini demokrasi makin mundur," kata juru bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade, kepada wartawan, Jumat (8/3/2019).
Selain menyinggung kasus penangkapan dosen UNJ sekaligus aktivis Robertus Robet, Andre juga menyebut-nyebut soal rencana perwira TNI mengisi jabatan di instansi sipil. Menurut Andre, Jokowi ingin kembali menghidupkan dwifungsi ABRI. Ia pun menuding Jokowi sekadar penikmat reformasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Masa dwifungsi ABRI sudah dihapuskan, kemudian sama Pak Jokowi, TNI yang sekarang sudah profesional mau diseret-seret lagi. Inilah karena Pak Jokowi hanya penikmat reformasi. Dia tidak punya roh reformasi," imbuh Andre.
Kembali ke soal 'Obor Rakyat Reborn', Andre menegaskan tabloid tersebut tak berkaitan dengan BPN. Dia pun enggan berkomentar banyak soal pembatalan peluncuran 'Obor Rakyat Reborn'.
"'Obor Rakyat' edisi pertama atau terbaru ini kan sebenarnya nggak ada hubungan dengan BPN ya. Kemudian soal Setiyardi, ini saya nggak membela. Tapi siapa tahu kan dia sudah tobat di 'Obor Rakyat Reborn' ini," ujar Andre.
Diberitakan, Pemred Obor Rakyat Setiyardi menyatakan acara peluncuran 'Obor Rakyat Reborn' malam ini dibatalkan. Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen Pas) Kementerian Hukum dan HAM membatalkan cuti bersyarat terhadap Setiyardi.
Alhasil, Setiyardi tetap mendekam di LP Cipinang, Jakarta Timur, dan tidak bisa menghadiri peluncuran tabloid 'Obor Rakyat', yang direncanakan digelar hari ini. Cuti bersyarat itu dibatalkan karena aktivitas Setiyardi dianggap meresahkan masyarakat.
"Iya benar (dibatalkan). Aktivitasnya dianggap meresahkan masyarakat," kata Kabag Humas Ditjen Pas Ade Kusmanto.
Simak Juga 'Kubu Jokowi Santai Obor Rakyat akan Kembali Terbit':
(tsa/fjp)