Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Magelang, I Gede Suarti mengatakan sebelum melakukan melasti, umat Hindu terlebih dahulu doa bersama di Pura Wira Buwana Kompleks Akmil Magelang.
"Hari ini kita melaksanakan melasti. Melasti yang berarti membersihkan segala kotoran yang ada di tubuh kita secara rohani, jasmani maupun alam semesta. Setelah itu, ada persembahyangan memohon kepada Yang Kuasa dilanjutkan mengambil air suci," katanya di sela-sela prosesi melasti di Tuk Mas, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Selasa (5/3/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Air Suci itu nanti dibawa ke pura untuk dipersemayamkan. Besok, sebelum melakukan persembahyangan diadakan upacara tawur kesanga untuk kesejahteraan umat manusia dan alam semesta," katanya.
Lebih lanjut I Gede Suarti mengatakan, setelah itu dilakukan sembahyang kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk memohon keselamatan dalam menyambut Catur Brata Penyepian yang dilaksanakan pada 7 Maret 2019.
![]() |
"Catur Brata Penyepian terdiri empat. Pertama, amati geni atau tidak menyalakan api, kedua amati lelungan atau tidak bepergian, ketiga, amati lelanguan atau tidak bersenang-senang dan keempat, amati karya atau tidak bekerja," katanya.
Baca juga: Nyepi di Bali, Internet Mati 24 Jam |
"Nah untuk itu, setelah tanggal 8 Maret pagi, kita melakukan gembak geni. Gembak geni artinya kita semalamnya sudah melakukan introspeksi pada saat catur brata penyepian, apa yang dilakukan dan belum dilakukan. Kira-kira yang tidak baik kita hilangkan, kita berbuat baik untuk selanjutnya. Pada tanggal 8 disebut gembak geni atau membuka lembaran baru," ujar dia.
![]() |
Sementara itu, Ketua PHDI Kota Magelang, I Gede Mahardika menambahkan, dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Baru Caka 1941/2019 melaksakan pembersihan sarana dan prasana ibadah di pura besok. Kemudian, air suci yang diambil dari Tuk Mas ini akan dibawa menuju Prambanan.
"Air suci yang kita ambil di sini besok kita kirimkan ke Candi Prambanan karena di sana ditampung semua sumber-sumber air dan upacara di sana. Untuk ogoh-ogoh tidak ada kirab seperti biasanya, tetapi dilaksanakan di depan pura," ujarnya. (sip/sip)