Sesuai dengan usia audiens yang umumnya berkisar 15 - 18 tahun, kegiatan pada Jumat (1/3) ini pun dibungkus secara kekinian. Informasi tentang ragam budaya Indonesia dibalut dengan pop-culture Indonesia yang banyak digandrungi anak muda sekarang. Beberapa komik, PC Games, film, lagu pop, hingga mitos dan legenda hantu, menjadi sajian yang mengundang decak kagum para siswa.
Salah satunya adalah gameplay PC Game bertema horor berjudul "DreadOut" disimulasikan dalam acara itu. PC Game buatan anak bangsa ini masuk nominasi SXSW Gamer's Voice Award 2018. Sontak hal ini membuat mereka kagum. Ternyata game horor ini telah banyak dimainkan oleh remaja Jerman. Mereka bahkan sudah familiar dengan figur Kuntilanak, Pocong dan Sundel Bolong yang ada dalam game tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara Wakil Duta Besar RI untuk Jerman, Perry Pada, yang juga hadir pada kegiatan tersebut menyatakan, "Para millenials ini adalah pemimpin dan pengambil keputusan di masa mendatang. Apa yang mereka ketahui saat ini akan jadi memori yang terus tertanam dalam pikiran mereka beberapa puluh tahun ke depan. Merekalah tokoh masa depan yang akan melanjutkan hubungan dan kerja sama Indonesia-Jerman. Untuk itulah kita menjadikan ini sebagai sebuah strategi baru dalam kegiatan promosi budaya Indonesia di Jerman."
![]() |
Tak hanya itu, para siswa juga bersemangat pada sesi pertunjukan angklung dan workshop angklung interaktif. Pertunjukan yang dipandu oleh Tim Rumah Budaya Indonesia melibatkan para siswa dan guru. Selain memainkan bersama sejumlah lagu populer mereka juga diminta menebak judul lagu yang dimainkan.
Promosi budaya Indonesia tak lengkap tanpa diikuti dengan sajian makanan. Beberapa snack dan buah-buah asal Indonesia seperti rambutan, manggis dan durian disajikan. Aksi belah durian dan mencicipi durian menjadi puncak sekaligus penutup acara. Salah satu siswa diminta untuk mencoba membelah durian dan membagikannya kepada siswa-siswa lain. Awalnya banyak yang kaget dengan aroma dan rasa buah durian yang tidak biasa, namun akhirnya durian dan makanan lainnya ludes disantap para peserta.
Kegiatan ini mendapat respons dan antusias yang sangat tinggi, bahkan di luar ekspektasi KBRI. Kegiatan yang awalnya diperkirakan hanya akan diikuti oleh 70 siswa, ternyata dihadiri oleh tiga kali lipat dari perkiraan. 100 set angklung yang telah disiapkan KBRI Berlin ternyata tidak mencukupi.
Europaschule OSZ Oder-Spree merupakan sekolah kejuruan terbesar di negara bagian Brandenburg, Jerman. Ada sekitar 3.250 siswa bersekolah di Europaschule. Sekolah ini memiliki kerja sama pertukaran pelajar dan joint-certification dengan sekolah-sekolah kejuruan sejenis di Polandia, Prancis, Italia, Rusia, Meksiko, Argentina, dan Jepang.
Dari ajang ini, Mr. Schenk menyampaikan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan sekolah vokasi di Indonesia. "Kita bisa awali dengan kegiatan pertukaran pelajar dengan durasi satu tahun," tandas Mr. Schenk. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini