Dua hari lalu pada Sabtu (2/3), Abah Tolib warga Lebak Jeruk, Desa Pasirlancar, Kecamatan Sukaresmi harus ditandu pakai sarung sejauh 3 kilometer ke puskesmas. Akses jalan desa ke kampung ini tak bisa dilalui kendaraan karena jalan mirip bubur.
Catatan detikcom, pada Minggu (10/2) lalu, Wati warga Rorah Sadang, Kecamatan Cibitung juga harus ditandu pakai sarung sejauh 1 kilometer ke desa tetangga. Daerah ini pun terisolir karena jalan yang berlumpur jika hujan. Dari 30 kilometer jalan milik kabupaten, haya 6 kilometer yang sudah tersentuh pembangunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk jalan di Sindangresmi, Bupati Pandeglang Irna Narulita sudah memerintahkan pengerasan jalan oleh Muspika setempat. Tapi, warga diminta bersabar karena akses jalan ke daerah tersebut belum bisa dibangun.
"Jalan yang dimaksud juga sudah dianggarkan namun belum siap dilaksanakan mohon kesabarannya," kata Irna kepada detikcom melalui pesan WhatsApp di Pandenglang, Banten, Senin (4/3/2019).
Ia juga mengucapkan terima kasih atas kesabaran warga Pandeglang atas masalah infrastruktur di daerahnya.
Irna berdalih, lambatnya pembangunan jalan di Pandeglang akibat keuangan Pemkab yang terbatas. Hanya ada Rp 600 miliar anggaran Pemkab untuk semua sektor. Pertahun, desa dan kelurahan hanya dapat jatah 200-500 meter pembangunan jalan.
"Fiskal kami terbatas tidak bisa membangun secara keseluruhan," ujarnya.
![]() |
Tapi, pada 2019 ini ada ruas jalan di 326 desa dan 13 kelurahan di luar dana desa. Termasuk pembangunan jalan milik kabupaten.
(bri/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini