"Saya sampai sekarang masih ngontrak, masih gadai, itu dalam waktu 2 tahun perjanjian, Pak," kata ayahanda Sani, Edi Riyadi, di Mako Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang, Jakarta Pusat, Jumat (1/3/2019).
Edi memimpikan memiliki rumah sendiri. Dia berharap Sani, yang kini menjadi tulang punggung keluarga, mendapatkan rezeki lebih sehingga bisa memiliki impian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Edi sendiri bekerja serabutan. Sedangkan ibunda Sani, Ida, bekerja sebagai petugas cleaning service di sebuah bank di Sukabumi.
"Pekerjaannya saya rapel Pak, kadang-kadang yang di bangunan, kadang-kadang ya ngecat, kadang-kadang Go-Jek, kadang-kadang ke kebun," imbuhnya.
Menjawab keinginan sang ayah, Sani berencana membeli rumah di Sukabumi. Uang bonus dari kerja kerasnya bermain sepakbola akan digunakan sebagian untuk membeli rumah.
"(Beli rumah) ya di kampung aja, di Sukabumi," ucap Sani.
Selain untuk membeli rumah, Sani juga akan menyumbangkan sebagian rezekinya untuk bersedekah.
"Yang pertama tadi buat sedekah buat orang lain, zakat, dan selebihnya saya ingin membeli rumah juga buat orang tua," tutur Sani.
Kemenangan ini bukanlah sebuah akhir. Kemenangan ini merupakan awal bagi Sani untuk lebih baik lagi ke depan.
"Yang jelas target ingin menjadi yang terbaik lebih dari yang sekarang. Tentu itu butuh kerja keras, dan saya bakalan fokus menghadapi ke depan," tandas Sani.
Saksikan juga video 'Catatan Istimewa di Balik Timnas U-22 Juara':
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini