"Saya pikir, pasangan Prabowo-Sandi nampaknya kehilangan pijakan kebenaran, kehilangan kepercayaan dirinya hingga mereka memanfaatkan anak-anak dan perempuan untuk tujuan kekuasaan," ujar Influencer TKN Jokowi-Ma'ruf, Budiman Sujatmiko, kepada wartawan, Selasa (26/2/2019).
Budiman mengatakan pemanfaatan anak-anak ataupun perempuan untuk memenangkan Pilpres 2019 ini bukan yang pertama kalinya dilakukan Prabowo-Sandiaga. Dia pun lantas menyinggung soal kasus 3 emak-emak yang melakukan kampanye hitam di Karawang, Ratna Sarumpaet, hingga doa Neno Warisman di Monas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sekarang ditambah lagi anak-anak disuruh kampanye Prabowo-Sandi. Memanfaatkan kepolosan dan kesucian anak-anak. Dengan status anak-anak yang suci, yang bersih, dan polos. Mereka hendak mencuri legitimasi kepolosan anak-anak itu dengan tujuan kekuasaan," imbuh Budiman.
Politikus PDIP itu menilai cara-cara tersebut serupa dengan cara yang sering dipakai para teroris. Budiman mengatakan para teroris kerap menggunakan anak-anak dan perempuan dalam aksinya seolah mereka suci dan mulia.
"Ini sering dipakai oleh kalangan teroris. Mereka sering memanfaatkan anak-anak dan perempuan untuk mencari legitimasi seolah mereka suci dan mulia. Padahal mereka jahat sejahat-jahatnya. Nah teroris sering pakai ini, meskipun ini nggak pakai kekerasan tapi yang jelas cara berpikirnya sama," ujar anggota Komisi VIII DPR yang membidangi urusan anak itu.
Budiman pun meminta kasus tersebut diusut tuntas. "Ini harus diusut tuntas," kata Budiman.
Sebelumnya, video siswa sekolah dasar (SD) menyanyikan lagu 'Pilih Prabowo-Sandi' beredar ke publik dan menjadi viral. Dalam video yang viral itu, terlihat sejumlah siswa SD kompak bernyanyi.
Para siswa yang ada dalam video itu memakai seragam sambil menyanyi dan menggerak-gerakkan tangan di dalam sebuah ruangan. Ada pula siswa yang berpose dua jari membentuk jari seperti pistol.
"Ayo kita pilih Prabowo-Sandi," dendang para siswa seperti dalam video yang dilihat detikcom, Senin (25/2).
BPN Prabowo-Sandiaga sendiri sudah membantah terkait dengan video tersebut. BPN Prabowo-Sandiaga menegaskan tak pernah memerintahkan timnya melibatkan anak-anak dalam kampanye.
"BPN sudah pasti tidak mungkin ada arahan yang menyalahi aturan sedemikian gamblangnya," ujar Juru Bicara BPN Prabowo-Sandiaga, Rahayu Saraswati (Sara), kepada wartawan.
Bawaslu telah angkat bicara terkait persoalan video tersebut. Bawaslu mengatakan pihaknya meminta tim cyber mencari pelaku video tersebut. (mae/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini