MUI DKI Jawab Kritik soal Munajat 212: Tahun Politik, Semua Bisa Digoreng

MUI DKI Jawab Kritik soal Munajat 212: Tahun Politik, Semua Bisa Digoreng

Mochamad Zhacky - detikNews
Sabtu, 23 Feb 2019 18:23 WIB
Munahar Muchtar. (Foto: dok. MUI DKI Jakarta)
Jakarta - Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta akan menggelar pertemuan guna membahas acara Munajat 212 yang mendapat respons negatif dari sejumlah pihak. MUI akan menjawab berbagai tudingan miring.

"Besok baru kawan-kawan, para pimpinan mau kumpul. Baru besok ada press rilis dari kita, Minggu (24/2) ada penjelasan yang sesungguhnya ada," kata Ketua MUI DKI Munahar Muchtar kepada detikcom, Sabtu (23/2/2019).

Munahar menjelaskan, MUI DKI memang memfasilitasi terselenggaranya acara Munajat 212. Menurutnya itu karena MUI merupakan lembaga yang menaungi ormas-ormas Islam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya sebetulnya memang acara bersama. MUI juga memfasilitasi. Karena kan sekarang ormas itu kan sekarang adanya di bawah MUI. Ya kita pure, acara kita awalnya kita nggak ada yang namanya berbicara atau berbau politik. Bahkan nggak ada satu pun yang namanya bendera-bendera partai itu, nggak ada sama sekali," papar Munahar.




Munahar menepis anggapan bahwa MUI DKI ikut berpolitik menggiring masyarakat memilih paslon tertentu di Pilpres 2019. Dia menilai tanggapan seperti itu muncul karena memang 2019 ini merupakan tahun politik.

"Jadi pada intinya nggak ada yang namanya MUI menyatakan bahwa harus ke B, harus ke C, nggak ada. Ini kan persepsi orang-orang yang memang, ya atau kurang suka, atau... Ya kita nggak tahulah, namanya tahun politik, semuanya kan bisa digoreng, bisa digoreng," jelasnya.

Munahar juga meluruskan terkait kehadiran tokoh-tokoh politik yang notabenenya merupakan pendukung capres-cawapres nomor urut 02. Munahar mengklaim pihak panitia tidak mengundang mereka secara khusus.

"Dan MUI tidak mengundang para tokoh, cuma memang undangan secara WhatsApp. Secara umum memang kita mengundang untuk kaum muslimin, dari masjid, musala untuk bisa datang, itu aja. Kita nggak pernah mengundang secara resmi. Apalagi undang langsung, nggak, nggak ada undangan kaya gitu," papar Munahar.




Diberitakan sebelumnya, TKN Jokowi-Ma'ruf menilai TKN, Munajat 212 sarat politik dan melenceng dari tujuan yang sesungguhnya. Menurut TKN Jokowi-Ma'ruf , Munajat 212 sejatinya acara doa bersama untuk kebaikan bangsa.

"Acara doa bersama tentu sangat positif, walaupun nuansa politisnya sangat tak bisa dihindarkan karena memakai embel-embel angka (212) itu. Namun, jika doa bersama itu ternyata dipergunakan sebagai momentum untuk menyampaikan pesan-pesan politik, itu berarti sudah keluar dari nawaitunya," kata juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, dalam keterangan tertulis, Jumat (22/2).

Bahkan, MUI Pusat menyayangkan MUI DKI yang dinilai tidak mampu mengendalikan Munajat 212 seperti tujuan semula: berdoa, berzikir, dan bermunajat kepada Allah SWT. MUI menyebut kegiatan Munajat 212 sudah menjurus ke politik praktis.




"Kami sangat menyayangkan atas sikap MUI Provinsi DKI sebagai salah satu pemrakarsa acara Munajat 212 yang tidak mampu mengendalikan kegiatan tersebut agar tetap berada pada arah dan tujuan semula, yaitu untuk kegiatan berdoa, berzikir, dan bermunajat kepada Allah SWT, untuk memohon keselamatan bangsa dan negara. Bukan untuk tujuan lain yang menjurus ke arah politik praktis dengan melibatkan diri aksi dukung-mendukung salah satu paslon capres tertentu," ujar Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid dalam keterangan tertulis, Sabtu (23/2).



Tonton juga video 'Tokoh Muda NU Sebut Ijtimak Ulama Tidak Penting':

[Gambas:Video 20detik]

(zak/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads