Serangan Sudirman Said 'Terganggu' Wawancara Masa Lalu

Serangan Sudirman Said 'Terganggu' Wawancara Masa Lalu

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 21 Feb 2019 22:01 WIB
Sudirman Said (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Serangan mantan Menteri ESDM Sudirman Said dipertanyakan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin. TKN menyebut cerita Sudirman Said soal Freeport berbeda dengan penuturan pada 2015.

Sudirman Said sebelumnya mengungkap adanya pertemuan antara Jokowi dan James Robert Moffett--saat itu menjabat Executive Chairman Freeport-McMoRan pada Oktober 2015.

"Saya paham itu bukan pertemuan normal," ujar Sudirman dalam acara bedah buku bertajuk 'Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan' di Jalan Adityawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/2).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sudirman mengaku diperintahkan Jokowi untuk membuat draf mengenai kesepakatan pembelian saham. Padahal, menurut Sudirman, draf itu tidak menguntungkan Indonesia.

"Namun kini, saat menjadi pembela Pak Prabowo, Pak Sudirman lupa bahwa dia pernah menyatakan Pak Jokowi ketika bertemu Jim Moffet di majalah Tambang dengan mengatakan 'Presiden menjalankan tugas negara, dan itu bukan operasi rahasia. Itulah cara beliau mengurangi kegaduhan. Akan salah kalau Presiden dan Moffet membuat kesepakatan sendiri, baru kemudian mengundang saya'. Pernyataan itu jelas terdokumentasi dalam majalah Tambang, November 2015," ujar jubir TKN Ace Hasan Syadzily menanggapi Sudirman Said, Kamis (21/2/2019).


Sudirman lantas menegaskan tidak ada yang berubah dari ceritanya. Pernyataan ini disampaikan Sudirman Said lewat akun Twitter saat menanggapi komentar pengamat ekonomi Yustinus Prastowo yang saat itu mengomentari cuitan Rocky Gerung.

Sudirman mengatakan tak ada yang berubah dari ceritanya. Apa yang disampaikannya di acara bedah buku bertajuk 'Satu Dekade Nasionalisme Pertambangan' di Jalan Adityawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (20/2) kemarin hanyalah menceritakan perihal kronologi terbitnya surat Menteri ESDM 7 Oktober 2015.

"Tidak ada yang berubah Mas Pras. Saya bercerita kronologi terbitnya surat Menteri ESDM 7 Oktober 2015. Tak pernah menyebut ada 'pertemuan rahasia'. Saya hanya menjelaskan ada staf Pak Presiden yang memberi tahu: 'Pak Menteri, pertemuan ini tidak ada'. Clear ya Mas Pras," tulis Sudirman.

Sementara itu, dalam wawancara bersama majalah Tambang, saat menjawab pertanyaan 'mengapa ketika Anda ketemu Presiden, di situ sudah ada Moffet? Kesannya ada yang dirahasiakan', Sudirman menjawab 'Presiden menjalankan tugas negara, dan itu bukan merupakan operasi rahasia. Itulah cara beliau mengurangi kegaduhan. Akan salah kalau Presiden dan Moffet membuat kesepakatan sendiri, baru kemudian mengundang saya. Presiden ketika beliau bertemu Moffet selalu mengajak menteri teknisnya. Saya sebagai menteri teknis berkewajiban menindaklanjuti.'


Dalam wawancara itu, Sudirman, yang menjawab pertanyaan 'Jim Moffet seperti luar biasa, karena diundang khusus oleh Presiden', juga menjelaskan bahwa pertemuan Jokowi dengan Moffet merupakan pertemuan biasa. Setelah draf selesai, Sudirman juga mengungkap bahwa Jokowi mempertanyakan soal posisi kesepakatan itu di mata hukum. (fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads